Pemerintah Korea Utara menetapkan status darurat nasional, serta memberlakukan kebijakan lockdown total di kota Kaesong di perbatasan dengan Korea Selatan, setelah otoritas kesehatan setempat mengakui ada seorang pasien yang positif tertular Covid-19. Pasien itu menjadi orang pertama tertular corona di Korut, setelah negara itu lebih dari enam bulan meyakini wilayahnya bebas dari pandemi.
Komite Sentral Partai Pekerja Korea menyetujui permintaan sang pemimpin tunggal Kim Jong-un untuk memberlakukan status darurat nasional, demi menghindari risiko penyebaran Covid-19, seperti diberitakan oleh kantor berita Korean Central News Agency (KCNA).
Tapi cerita warga Korut yang menjadi pasien Covid-19 pertama itu tak kalah menariknya. Dia adalah pembelot yang kabur ke Korea Selatan tiga tahun lalu, lalu pulang mendadak pada 19 Juli. “Akibat perjalanan di luar Korut itulah, dia diduga tertular virus tersebut,” demikian kutipan dari KCNA.
Rupanya, sosok yang dimaksud juga diburu oleh aparat Korsel. Dia adalah lelaki 24 tahun yang diakui menyeberang dari perbatasan Korut pada 2017, tapi kemudian tersangkut dugaan pemerkosaan seorang perempuan di Kota Gimpo, Provinsi Gyeonggi, sebulan sebelum memutuskan mudik ke kota kelahirannya.
“Kasus ini masih ditangani penyidik dan berkasnya belum dilimpahkan ke jaksa,” kata juru bicara Kepolisian Gyeonggi kepada VICE.
Seorang YouTuber Korsel, yang juga pembelot Korut dan mengaku kenal dengan sosok yang dimaksud, membenarkan jika temannya itu kembali ke Korut karena tersandung masalah hukum.
Sedangkan dalam konferensi pers Biro Keamanan Korsel (JCS) yang digelar Senin (27/7), lelaki itu menerobos lagi perbatasan dengan melewati saluran air limbah di Ganghwado, pulau yang menghubungkan Incheon dan Gimpo. Dari got itu, kemudian si lelaki melewati tembok perbatasan kembali ke kotanya dekat Kaesong.
Adapun pemerintah Korut kini menetapkan karantina ketat pada sang pembelot. Semua orang yang pernah bercakap-cakap atau berpapasan dengannya dilacak untuk diperiksa lebih lanjut. Kota Kaesong pun kini diblokir akses keluar masuknya oleh tentara.
Korut, salah satu negara paling tertutup di dunia, berulang kali mengklaim wilayahnya bebas Covid-19, sekalipun berbatasan dengan Tiongkok dan Korsel yang mengalami pandemi parah sejak awal 2020. Selama enam bulan terakhir, laporan Korut yang diberikan kepada WHO tetap sama: negara mereka bebas virus corona.
Adanya kasus ini membuat Kim Jong-un langsung menggelar jumpa pers yang disiarkan televisi nasional, meminta masyarakat bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.
“Setelah enam bulan lebih memastikan tidak ada potensi pandemi, kita sekarang harus mengakui sudah ada potensi virus jahat masuk ke wilayah Korea Utara,” kata Kim.
Per 24 Juli, lockdown ketat akan diberlakukan tanpa batas waktu di Kaesong. Selain itu, Pyongyang berjanji akan menghukum semua pejabat militer yang dianggap lalai di perbatasan, sehingga si pembelot itu bisa masuk kembali ke wilayah mereka.
Sejak dekade 90’an hingga data terakhir pada 2018, lebih dari 33 ribu warga Korut membelot ke negara tetangganya untuk menghindari rezim tiran atau mengubah nasib. Namun kasus sebaliknya, orang Korut tak betah di Korsel lalu memutuskan mudik, juga ada. Setidaknya ada 11 pembelot Korut yang balik kampung selama lima tahun terakhir, merujuk data Kementerian Unifikasi Korsel.
Follow Junhyup Kwon di Twitter.
Artikel ini pertama kali tayang di VICE Korea