Atlet sepakbola Prancis kesohor Antoine Griezmann, yang kini bermain sebagai penyerang di FC Barcelona, mengakhiri sepihak kontraknya dengan perusahaan teknologi Huawei. Keputusan itu diambil, karena Griezmann mendapat bukti bila Huawei membantu pemerintah Tiongkok dengan memasok perangkat untuk mengawasi warga etnis Uighur yang mengalami persekusi parah 10 tahun terakhir.
Keterlibatan Huawei dalam pengawasan gerak-gerik keseharian warga Uighur diungkap pertama kali oleh lembaga IPVM. Huawei diklaim mengembangkan perangkat lunak pemindai wajah, yang bisa mengirim sinyal bahaya ke aparat bila ada ‘sosok uighur’ di kerumunan. Laporan itu kemudian dikembangkan menjadi investigasi lebih lengkap oleh surat kabar Amerika Serikat The Washington Post pada Selasa (8/12) lalu.
Berselang dua hari setelah laporan tersebut tayang, Griezmann—yang menjadi brand ambassador Huawei sejak 2017—mengumumkan penghentian kontrak sepihak lewat akun medsosnya. Dia mengaku tidak sepakat pada dukungan Huawei yang memicu represi sistematis warga minoritas muslim di Tiongkok.
“Bagi saya, tidak penting bila Huawei sekadar membantah laporan macam ini. Lebih penting lagi, sebaiknya perusahaan tersebut segera ikut mengutuk persekusi yang dialami warga Uighur serta mempromosikan penghormatan HAM bagi mereka,” tulis Griezmann.
Pesepakbola yang bersikap kritis pada persekusi muslim Uighur bukan hanya Griezmann. Sejak tahun lalu, gelandang Arsenal Mesut Özil berulang kali mengunggah postingan di Instagram pribadi, berisi seruan agar Tiongkok mengakhiri persekusi parah di Xinjiang. Özil, atlet Jerman beragama Islam, turut mengkritik minimnya pemberitaan media terhadap rententan insiden yang dialami warga Uighur.
“Bersikap netral terhadap persekusi adalah tindakan menjijikkan,” tulis Özil. “Saya berharap lebih banyak saudara-saudaraku yang juga muslim turut menyebarkan pengetahuan tentang apa yang sedang dialami orang Uighur.”
Selama tiga tahun terakhir, lebih dari satu juta orang Uighur, lelaki maupun perempuan, ditahan tanpa peradilan. Mereka selalu dicurigai pemerintah Tiongkok berniat memberontak, atau terlibat aktivitas terorisme.
Secara fisik dan budaya, orang Uighur lebih mirip penduduk Turki. Perlu dicatat, etnis yang mayoritas agamanya Islam di Tiongkok bukan cuma Uighur. Namun orang Uighur mengalami persekusi paling parah.
Juru bicara Huawei merespons pernyataan Griezmann saat dihubungi BBC dengan undangan untuk diskusi bersama. “Kami mengundang saudara Griezmann untuk memahami lebih jauh tentang apa yang kami lakukan terkait isu hak asasi manusia, kesetaraan, dan diskriminasi,” ujar sang jubir. “Teknologi buatan Huawei tidak pernah dirancang untuk mengidentifikasi satu etnis tertentu. Salah satu nilai perusahaan kami justru sikap non-diskriminatif.”
Follow Gavin di Twitter