Home Uncategorized Benarkah Makanan Jadi Lebih Enak Jika Dipanaskan dengan Es Batu di Microwave?

Benarkah Makanan Jadi Lebih Enak Jika Dipanaskan dengan Es Batu di Microwave?

684
0
benarkah-makanan-jadi-lebih-enak-jika-dipanaskan-dengan-es-batu-di-microwave?

Influencer Emily Mariko membagikan video TikTok yang menampilkan dirinya sedang bikin nasi salmon rumahan. Setelah menghaluskan filet ikan dan mengaduknya ke nasi, dia memasukkan satu bahan yang mampu membuat penonton mengernyitkan dahi: es batu. Mariko lalu menutup piring dengan kertas roti dan memanaskan hidangan di microwave.

Hidangannya matang beberapa saat kemudian. Dia mengeluarkan piring dari microwave, kemudian membuang es batu yang masih utuh dan menambahkan beberapa bahan lainnya. Iya, esnya tidak meleleh sama sekali.

Netizen sontak dibuat penasaran dengan tutorial masak Mariko, yang telah ditonton lebih dari 32 juta kali. Kenapa harus pakai es batu? Apa yang spesial darinya? Kok bisa es batu tidak mencair setelah dipanaskan?

Orang-orang mulai mencoba triknya, sedangkan media sibuk memberitakan cara memasak unik yang mendadak ngetren. Aku termasuk salah satu yang kepo dengan tutorial ini.

Terheran-heran melihat es batu tidak berubah jadi air, aku pun mengetesnya sendiri di rumah. Aku memasukkan semangkuk es batu ke dalam microwave, dan memanaskannya selama 30 detik. Hasilnya? Es setengah mencair, tapi masih menunjukkan bentuk saat masih beku. Proses pencairan es ternyata tidak secepat yang orang pikirkan selama ini.

Es batu sebelum dan sesudah dipanaskan di microwave.

Es batu sebelum dan sesudah dipanaskan di microwave.

Nasi Salmon

Eksperimen ini belum lengkap kalau tidak ada nasi salmon ala Mariko. Bahan-bahannya mudah diperoleh, cukup pakai nasi, salmon filet, mayones, saus sriracha dan alpukat.

Kebetulan aku masih menyimpan nasi di kulkas, jadi tidak perlu memasak dulu. Aku membagi nasi menjadi dua porsi, mencampurkannya dengan salmon yang sudah dihancurkan, dan memencet tombol nyala di microwave. Sepiring pakai es batu, satunya lagi tidak. 

(Kiri) Nasi salmon yang dipanaskan tanpa es. (Kanan) Nasi salmon dipanaskan dengan es

(Kiri) Nasi salmon yang dipanaskan tanpa es. (Kanan) Nasi salmon dipanaskan dengan es

Nasi yang dipanaskan seperti biasanya terasa hangat, tapi agak kering—masih layak untuk dimakan. Namun, penampilannya menjadi kurang menarik begitu aku mengeluarkan porsi kedua dari microwave.

Dengan tambahan es batu, nasi yang sudah mengeras mampu mengepul dan pulen lagi bagaikan baru dimasak. Sekarang aku memahami kenapa ini bisa menjadi tren.

Latimer menjelaskan alasan nasi kering berubah seperti baru ketika dipanaskan bersama es batu. “Nasi mengandung sedikit air, dan ketika memanas, es batunya meleleh secara perlahan,” tuturnya. “Air yang sedikit itu dipanaskan microwave, lalu berubah menjadi uap yang perlahan-lahan mengukus nasi.”

Nasi salmon buatan penulis.

Nasi salmon buatan penulis.

Aku akhirnya mencampur kedua porsi dan menambahkan beberapa bahan lain. Dilihat dari warnanya yang menggugah selera dan rasanya yang gurih, aku memutuskan resep ini pantas untuk populer

Cupcake

Aku terinspirasi memanaskan cupcake dengan es batu setelah menonton video Lizzo di TikTok. Setelah terbelah, aku meletakkan es batu di atas sepotong kue dan menutupnya dengan kertas roti. Keduanya—satu pakai es, satu tidak—dipanaskan secara terpisah.

Kue yang sudah dipanaskan terasa begitu lembut dan nikmat, tapi teksturnya langsung berubah di bagian tengah kue yang terdapat es batu. Lelehan es membuat bagian itu benar-benar lembek. Masih bisa dimakan, tapi tidak selezat sebelumnya.

(Kiri) Cupcake yang dipanaskan tanpa es. (Kanan) Cupcake yang dipanaskan bersama es batu.

(Kiri) Cupcake yang dipanaskan tanpa es. (Kanan) Cupcake yang dipanaskan bersama es batu.

Menariknya, cupcake cokelat yang dipanaskan seperti biasa rasanya sama-sama enak. Tidak terlalu lembut, tapi setidaknya lebih baik daripada makan kue lembek karena menyerap air dari es batu.

Bakpao

Beberapa hari lalu, aku tergoda membeli bakpao yang bentuknya lucu di toko kue yang baru buka. Tapi bukannya langsung dimakan, aku malah memasukkannya ke kulkas. Jadi daripada mubazir, aku memanfaatkan bakpao yang sudah agak kering untuk eksperimen ini. Aku pikir es batu bisa bikin rotinya mengembang lagi.

Pasta ubi jalar terlihat dari bakpao yang terbelah dua. Aku menyelipkan es batu di salah satunya. 

(Kiri) Bakpao yang dipanaskan tanpa es. (Kanan) Bakpao yang dipanaskan bersama es batu.

(Kiri) Bakpao yang dipanaskan tanpa es. (Kanan) Bakpao yang dipanaskan bersama es batu.

Bakpao tanpa es kembali empuk dan panas setelah dimasukkan ke microwave selama 30 detik. Entah dari mana kelembapannya berasal—mengingat sudah dua hari mengeras—tapi aku senang bakpao itu kembali mengembang.

Makanan ini sepertinya kurang cocok dipanaskan dengan es batu dan ditutup kertas roti. Teksturnya setelah dipanaskan mirip cupcake, tapi lebih lembek. Sedangkan bagian lain tetap utuh, bakpao yang kena es berair mirip spons cuci piring yang habis dipakai. Air benar-benar menetes saat rotinya dipencet. Akhirnya aku cuma menghabiskan bagian yang kering dan membuang sisanya. Aku tak sanggup mengunyah roti basah.

Siomay

Siu mai (Siomay) adalah camilan khas Cina yang berisi daging cincang dan dilapisi kulit pangsit. Siu mai beku yang telah dipanaskan terasa empuk tanpa es batu. Setiap gigitan memberi kenikmatan luar biasa.

Siu mai dimasak dengan cara dikukus, jadi aku kira makanan ini akan lebih kenyal jika ditambah es batu. Aku meletakkan siu mai dan es batu di atas piring, menutupnya dengan kertas roti, dan memasukkannya ke microwave.

Akan tetapi, siu mai kedua digenangi air bening kekuningan yang jauh dari kata menarik. Aku langsung mengingatkan diri untuk tidak menilai sebelum mencicipi rasanya.

(Kiri) Siu mai setelah dipanaskan tanpa es. (Kanan) Siu mai dipanaskan dengan es batu.

(Kiri) Siu mai setelah dipanaskan tanpa es. (Kanan) Siu mai dipanaskan dengan es batu.

Anehnya, siu mai tidak basah sama sekali. Rasanya pun sama seperti versi sebelumnya yang dipanaskan secara biasa. Es batu tidak membuatnya lebih kenyal.

Kesimpulan dari eksperimen di atas yaitu cara memanaskan makanan ala Mariko hanya bisa dilakukan pada makanan tertentu, seperti nasi. Kelembapan yang dihasilkan dari es batu pun tergantung pada seberapa kering makanannya, seberapa merata cakupan es dalam menghidrasi makanan dan seberapa lembap makanan yang kalian inginkan.

Aku pribadi suka cupcake yang sedikit lebih kering daripada yang lembut tapi lembek berair di bagian tengah. Tapi yah… setiap orang punya selera masing-masing, kan?

Selain es batu, orang juga menyarankan untuk menutup makanan dengan handuk basah saat akan dipanaskan. Aku biasanya memercikkan air pada makanan yang mulai mengering. Meskipun begitu, aku paham menambahkan es batu di makanan tampak lebih menyenangkan.

Follow Koh Ewe di Instagram.