Serangan nuklir dapat mengakibatkan kerusakan yang bukan main di muka bumi. Senjata dengan kekuatan setara “Satan II”, rudal balistik antarbenua (ICBM) milik Rusia, misalnya, mampu melumatkan stadion Gelora Bung Karno dan sekitarnya. Dampaknya juga akan terasa hingga ke luar jangkauan ledakan langsung. Tapi tenang saja, masih ada harapan hidup bagi kamu yang tinggal jauh dari tempat bom nuklir menghantam.
Baru-baru ini, tim peneliti dari University of Nicosia di Siprus menyimulasikan dampak angin dari ledakan nuklir pada tubuh manusia dan bangunan yang berpotensi menjadi tempat berlindung. Mereka menerbitkan temuannya yang bertajuk “Dampak Ledakan Nuklir pada Manusia di Dalam Ruangan” di jurnal Physics of Fluids.
Tingkat kerusakan akibat perang nuklir dibagi menjadi tiga area: Zona Rusak Parah, Zona Rusak Sedang, dan Zona Rusak Ringan. Seluruh bangunan dan manusia yang berada di zona pertama sudah pasti lenyap. Sementara itu, orang-orang di zona terakhir hanya akan mengalami cedera. Zona Rusak Sedang bisa mematikan jika kamu salah memilih tempat berlindung.
Menurut para peneliti, angin dahsyat yang berembus akibat ledakan bom nuklir dapat menghancurkan kaca dan pintu bangunan yang berada di zona kedua. Karena itulah simulasinya fokus mencari tempat paling aman di dalam ruangan seandainya perang nuklir pecah.
“Angin berkecepatan sangat tinggi merupakan potensi bahaya utama bagi manusia yang berlindung di dalam ruangan. Alasannya karena angin dahsyat dapat menembus berbagai jenis bukaan seperti jendela,” demikian bunyi studinya. Selain itu, gelombang kejut yang terbentuk ketika nuklir menyentuh tanah akan mengguncangkan tembok bangunan hingga terjadi kontak dengan benda-benda di dekatnya. “Interaksi ini dapat menyebabkan tekanan lebih tinggi, sehingga meningkatkan risiko cedera.”
“Kalau kamu berada di dekat jendela, segera lari ke ruangan yang tidak memiliki bukaan atau berlindung di pojok ruangan/koridor,” terang Dimitris Drikakis, profesor di University of Nicosia, saat dihubungi Motherboard.
Dengan kata lain, jika kamu melihat ledakan nuklir di kejauhan, segeralah mencari tempat perlindungan yang tidak ada jendela dan pintu. Jauhi juga ruangan terbuka seperti lorong karena angin bertekanan tinggi yang masuk dapat berembus semakin kencang. Tubuh manusia yang terdorong angin bisa hancur dalam hitungan setengah detik saja. Efeknya akan semakin parah jika ada jendela dan pintu di dekatmu.
Kondisi overpressure ini, yang disebabkan oleh gelombang ledakan nuklir, disimulasikan menggunakan model komputer yang menirukan kekuatan hulu ledak atom 750 kiloton (kt). Dengan ledakan sebesar itu, area yang berjarak 4 km dari lokasi peristiwa masuk ke dalam Zona Rusak Sedang. Cakupannya sendiri hampir 50 km.
Sebagai perbandingan, bom yang memusnahkan Hiroshima dan Nagasaki berkekuatan 20 kt. Kekuatan persenjataan AS dan Rusia diyakini telah melebihi kiloton yang dijadikan contoh. Tim peneliti membayangkan betapa dahsyatnya ledakan Satan II saat mengerjakan studi ini.
Simulasi mengasumsikan ledakan sekuat 750 kt yang menghasilkan gelombang bertekanan antara 3-5 psi. Efeknya luar biasa ketika menghantam tubuh manusia.
“Gaya kekuatan yang mengenai orang yang berdiri di dalam ruangan setara dengan beberapa g-force percepatan massa tubuh. Badan manusia bisa terpental ke tembok,” tulis para peneliti. Akselerasinya bisa melebihi 80 gaya G dalam kondisi overpressure 3 psi, dan 140 gaya G dalam kondisi 5 psi.
“Namun, ada area di dalam ruangan yang kecepatan angin dan tekanannya bisa berkurang.”
Potensi pecahnya perang nuklir semakin besar di tengah meningkatnya agresi Rusia di Ukraina, pembangunan situs peluncuran ICBM di Tiongkok, dan ambisi Amerika Serikat memproduksi lebih banyak biji plutonium. Tahun lalu, pemerintah Kota New York menayangkan iklan layanan masyarakat tentang tata cara melindungi diri saat terjadi perang nuklir. Drikakis dan rekan-rekannya bahkan melakukan simulasi ini tak lama setelah Rusia menyatakan perang.
“Sejauh ini, belum ada studi yang menunjukkan efek kekuatan angin pada manusia yang berlindung di dalam ruangan ketika lokasi mereka berada di zona rusak sedang. Di zona ini, manusia dapat bertahan hidup jika gedungnya tidak runtuh,” ujar Drikakis.
“Semua orang perlu tahu betapa parah dampak ledakan nuklir, dan melakukan segala upaya untuk mencegahnya agar tidak sampai kejadian,” pungkasnya.