Harga tanah di berbagai negara, termasuk Indonesia, semakin tidak masuk akal. Karenanya, bersediakah kalian membeli lahan di luar Planet Bumi?
Dengan biaya $25 saja (setara Rp354 ribu), situs LunarEmbassy.com mengklaim kalian berhak mendapat lahan dengan sertifikat hak milik di permukaan Bulan seluas 4 ribu meter persegi. Iya, kalian tidak salah baca. Ada bisnis properti yang dijalankan perusahaan Amerika Serikat di permukaan satelit Bumi.
Situs LunarEmbassy.com dikelola oleh Dennis Hope, pengusaha yang sejak 1980 mengklaim sudah membeli Bulan dari pemerintah AS. Jutaan orang kini memegang sertifikat hak milik atas permukaan Bulan, yang dirilis oleh LunarEmbassy.com. Masalahnya cuma satu. Bisnis LunarEmbassy.com lebih baik dipandang sebagai hiburan semata. Hope tidak punya dokumen sahih yang membuktikan dia menjadi pemilik satelit Bumi.
Sebab, komunitas internasional sepakat tidak ada individu atau negara boleh mengklaim kepemilikan atas Bulan. Status Bulan, menurut perjanjian Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 1967, sama seperti Bumi yakni dimiliki bersama oleh umat manusia. Lebih dari 100 negara kala itu meneken perjanjian agar tidak ada kolonisasi Bulan.
Resolusi PBB 1979 memperluas definisi larangan individu atau negara mengkoloni Tata Surya, agar semua temuan terkait sumber daya di alam semesta senantiasa dimanfaatkan untuk kepentingan seluruh penduduk Bumi.
Masalahnya, aturan lama dari PBB itu tampaknya tidak akan menyetop ambisi tiga negara yang saat ini memiliki kemampuan menjangkau dan mengeksploitasi Bulan. Yaitu Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok. Tiga negara itu tidak pernah ikut menandatangani perjanjian PBB pada 1967 maupun 1979.
Berbeda dari pemahaman orang awam, Bulan bukan cuma berisi hamparan bebatuan di ruang hampa udara. Satelit planet kita itu menurut ilmuwan kaya dengan Helium-3, materi isotop langka yang harganya per ons mencapai $40 ribu. Helium-3 diklaim berpotensi menjadi sumber energi baru masa depan. Helium-3 nyaris tidak ditemukan di Bumi, sementara di Bulan kandungannya ditaksir mencapai satu metrik ton.
Dibanding properti, bisnis yang paling menjanjikan dari eksploitasi Bulan adalah pertambangan. Selain Helium-3, potensi Bulan lainnya adalah kandungan airnya, tapi tidak untuk diminum. Di bawah permukaan Bulan terdapat banyak sekali butiran es, yang jika diekstraksi menjadi hidrogen murni akan menjadi bahan bakar roket.
Ilmuwan memperkirakan hidrogen yang dipasok Bulan dapat melancarkan ambisi manusia melakukan perjalanan antar planet, terutama supaya lancar mencapai Mars.
Potensi-potensi itu membuat negara maupun perusahaan swasta ngiler untuk buru-buru mengeksploitasi Bulan. Jika PBB gagal bertindak, dalam beberapa tahun ke depan kita akan melihat Bulan menjadi lokasi pertambangan besar-besaran.
Maka, dalam seri episode terbaru video VICE ‘Complexify’ kali ini, kami menyorot berbagai klaim kepemilikan manusia atas Bulan. Benarkah tidak ada orang atau negara yang bisa mengkoloni satelit bumi, serta apa dampak bila eksploitasi bulan dibiarkan.
Simak dokumenter VICE News seputar ide-ide eksploitasi sumber daya alam di Bulan lewat tautan awal artikel