Home Uncategorized Bupati Dilaporkan Istri ke KPK karena Membagi Hasil Suap ke Empat Istri...

Bupati Dilaporkan Istri ke KPK karena Membagi Hasil Suap ke Empat Istri Lain

624
0
bupati-dilaporkan-istri-ke-kpk-karena-membagi-hasil-suap-ke-empat-istri-lain

Meski enggak terlihat gemar berbagi cerita lucu, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri ternyata bisa juga ngasih unsur komedi di pidatonya. Kemarin (10/11) Firli berbagi fakta menggelitik selama memimpin lembaga antirasuah tersebut. Langkah ini patut diapresiasi, siapa tahu dengan komedi, tingkat penerimaan publik kepadanya bisa membaik.

Cerita ini disampaikan saat Firli berbicara di Webinar Nasional Pilkada Berintegritas 2020 yang disiarkan kanal YouTube KPK. Firli menyebut, ada satu bupati yang ditangkap KPK karena dilaporkan istrinya sendiri. Motif sang istri melaporkan sang suami karena, ini kata Firli lho, sakit hati sebab uang suap yang diterima sang suami malah dibagi ke empat istri lainnya.

“Begitu [si kepala daerah] terima uang [suap] itu langsung digeser ke istri kedua, istri ketiga, istri keempat, dan istri kelima. Dia [kasih] foto kepada kita. ‘Ini Pak, uang baru diterima oleh suami saya. Kemarin kampanye saya habis-habisan. Begitu sudah jadi ternyata distribusinya istri satu, istri dua, istri tiga, istri empat’,” kata Firli.

Sejak Firli menjabat sebagai ketua KPK pada Desember 2019, para bupati yang ditahan adalah Bupati Sidoarjo Saiful Ilah, Bupati Kutai Timur Ismunandar, Bupati Labuhanbatu Utara Khairuddin Syah Sitorus, dan satu lagi bupati yang namanya belum ia rilis karena baru mau ditangkap minggu depan. Tidak ada satu pun informasi dari ketiga bupati yang ditangkap itu bahwa mereka beristri lima.

Cerita ini muncul dengan konteks pemaparan Firli bahwa laporan korupsi kepada KPK kerap diawali orang terdekat pelaku. Selain istri, misalnya wakil atau sekretaris daerah. Yang ngenes, alasan pelaporan bukan untuk memberantas korupsi, melainkan biar naik jabatan. Hadeh. 

“Gubernur korupsi, dilaporkan wakil gubernur. Harapannya, ‘Mudah-mudahan cepat ditangkap oleh KPK, aku jadi gubernur.’ Yang wakil wali kota juga begitu, ‘Mudah-mudahan wali kotanya cepat ditangkap oleh KPK, biar saya jadi wali kota,’ yang bupati juga begitu,” kelakar Firli.

KPK era Agus Rahardjo pernah mengklaim hal yang sama. Dalam sebuah paparan di Auditorium BPSDM Kemendagri, Agus menjelaskan pihaknya menerima laporan seorang istri kepala daerah yang bingung karena mendadak di kamarnya ada tumpukan uang. “Kami bingung ini kasusnya apa. Akhirnya, kita selidiki karena adanya laporan. Apalagi yang melapor istrinya. Betul, enggak lama kemudian yang bersangkutan ditangkap,” kata Agus, dilansir Kumparan.

Pengkhianatan antar suami-istri di tengah pusaran kasus korupsi setidaknya pernah terjadi di Bengkulu, pada 2018. Di tengah ambang perceraian, Kabid Perikanan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong Darmawati dilaporkan suaminya, Rizal Wajo, atas tuduhan kasus korupsi senilai Rp11,7 miliar dan membeli ekskavator senilai Rp10 miliar. Darmawati segera membela diri sekaligus melaporkan balik sang suami atas tuduhan pencemaran nama baik.

“Tahun 2017 anggaran untuk perikanan itu tidak lebih dari seratus juta dan saya punya dokumen apa saja kegiatan dari anggaran itu. Perlu teman-teman media ketahui, dia melakukan hal ini karena sakit hati. Saya mau bercerai dengannya karena sekarang saya baru tahu kebejatannya. Kami menikah bulan Januari lalu [2018] dan bulan Maret [2018] dia sudah keluar dari rumah karena saya usir,” tandas Darmawati.

Jauh di 2012, model ‘90-an Anita Agnes dapat sorotan media setelah melaporkan suaminya, Direktur Kejahatan Ekonomi Badan Intelijen Negara Yuskam Nur, ke KPK. Selain mengaku telah dianiaya, Anita turut mengatakan suaminya melakukan korupsi saat menjadi Direktur Polairud di Mapolda Riau. Yuskam sendiri membantah semua tuduhan tersebut, menganggap apa yang dilakukan Agnes sebagai “bullshit” dilandasi rasa sakit hati.

Sungguh pelik hidup berpasangan.