VICE sebelumnya pernah bikin artikel, menyebut pemerintah Indonesia amat terobsesi bikin lomba, sekalipun situasi seharusnya tidak mendukung untuk menggelarnya. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) jelas termasuk salah satu yang membuktikan obsesi macam itu nyata.
Kendati sudah ada preseden kritik keras masyarakat ketika Kemendagri membagikan miliaran rupiah Dana Insentif Daerah (DID) lewat video new normal antarpemda, lomba sejenis nyatanya terus digelar. Di momen pandemi, banyak orang berharap anggaran disalurkan ke semua upaya penanganan Covid-19.
Makanya Kemenko Marves yang memaksakan dana perjalanan dinas dihabiskan, dengan menyuruh ASN melakukan perjalanan dinas keluar kota, turut panen kritik di media sosial.
Meski sinyalnya begitu jelas bahwa masyarakat sedang sensitif dan terus mengawasi cara pemerintah membelanjakan anggaran, Kemenparekraf termasuk pantang mundur. Jadilah dibuat lomba video berhadiah uang tunai Rp1 miliar ini. Kontradiktif dengan nama kementeriannya, tema yang diusung sangat tidak kreatif: “Cinta Tanah Air”.
Syarat lomba tersebut juga tidak kalah klise. Pertama, durasi video maksimal tiga menit. Kedua, video wajib memperlihatkan bendera merah putih berkibar disertai sikap berdiri tegak saat lagu “Indonesia Raya berkumandang” serta waktu menunjukkan jam 10.17 pagi pada 17 Agustus. Ketiga, paling lambat videonya dikirim pada 24 Agustus. Nantinya, enam video terbaik akan didaulat sebagai pemenang.
“Dengan kondisi sekarang, tidak bisa berduyun-duyun lomba secara offline, namun dengan rekaman video. Silakan buat video 3 menit. Jadi intinya, untuk merayakan HUT RI ini, bagaimana kita tunjukkan rasa cinta tanah air ini. Bagaimana juga kita menunjukkan kita punya sifat gotong royong,” kata Sekretaris Menparekraf Ni Wayan Giri Adnyani dalam keterangan tertulisnya.
Rasa heran pastinya muncul saat mendengar pengumuman lomba ini. Mengapa sih pemerintah doyan banget bikin program yang bisa ningkatin potensi orang keluar dari rumahnya? Kenapa enggak bisa kalem dulu gitu enggak usah bikin kebijakan aneh-aneh sampai semua ini selesai?
Tak berhenti di sana, Kemenparekraf masih punya satu lagi kompetisi pemeriah HUT kemerdekaan. Lomba ini lebih ramah pandemi, namun tetap absurd didengar.
Isi lombanya: Barang siapa berhasil menebak asal busana adat yang dipakai Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana saat menghadiri upacara kemerdekaan besok, apabila ia laki-laki maka akan dikasih hadiah, apabila perempuan akan dikasih hadiah juga.
“Ini mungkin daya tarik tersendiri bagi pemirsa. Masyarakat bisa menebak saat itu Pak Presiden dan Ibu Negara mengenakan pakaian apa. Nanti, bisa mendaftar dan menebak itu kemudian disampaikan ke website panitia yang resmi,” kata Heru, seperti dikutip dari situs resmi Sekretariat Negara.
Kemenparekraf menambahkan, lima pemenang pertama dengan jawaban tepat akan diberikan hadiah, tapi hadiahnya masih dirahasiakan. Emosi saya lumayan memuncak sekarang, lomba macam apa coba yang hadiahnya dirahasiakan?
Kalau tujuannya mau bikin kita terkejut, caranya simpel kok. Pemerintah adain aja tes PCR COVID-19 kepada 30 ribu orang per hari sesuai standar WHO, dijamin semua orang bakal kaget (dan mungkin bisa sedikit mereda kemarahannya melihat inkompentensi pemerintah membelanjakan anggaran di masa sulit akibat pandemi).