Home Uncategorized Cerita di Balik Layar Tentang Konflik AS-Iran Memperebutkan Kendali Timur Tengah

Cerita di Balik Layar Tentang Konflik AS-Iran Memperebutkan Kendali Timur Tengah

714
0
cerita-di-balik-layar-tentang-konflik-as-iran-memperebutkan-kendali-timur-tengah

Iran dan Amerika Serikat terlibat dalam perang bayangan untuk mendominasi Timur Tengah, dan tampaknya perang ini dimenangkan Iran. Pada Maret 2021, VICE mengirim kru dokumenter ke Iran, bersama salah satu pendiri kami, Suroosh Alvi, untuk meliput kasus pembunuhan beberapa ilmuwan nuklir terkemuka di Iran—yang terbaru adalah Mohsen Fakhrizadeh—kepala program nuklir di negara tersebut.

Tukang ojek ini membawa kami berkeliling Teheran selama syuting.

Tukang ojek ini membawa kami berkeliling Teheran selama syuting.
Tugu peringatan Fakhrizadeh dengan pantulan masjid di atasnya.

Tugu peringatan Fakhrizadeh dengan pantulan masjid di atasnya.

Fakhrizadeh tewas dibunuh awal 2020. Pelakunya diduga mata-mata Israel yang memasang senapan mesin dengan kendali AI ke mobil sang ilmuwan. Mobil tersebut meledak setelah tugasnya selesai.

Mobil Fakhrizadeh yang diabadikan di Martyrs Museum.

Mobil Fakhrizadeh yang diabadikan di Martyrs Museum.

Sulit bagi jurnalis Amerika untuk mengunjungi Iran. Apalagi sejak pandemi, negara ini tidak mengizinkan wartawan asing untuk masuk—mengingat Iran menjadi yang paling terdampak Covid-19 di Timur Tengah.

Dua perempuan di masjid.

Dua perempuan di masjid.

Kami benar-benar tidak menyangka permohonan visa untuk meliput disetujui. Kru VICE bisa masuk dengan mudahnya.

Selama di Ibu Kota Teheran, kami berhasil mewawancarai terduga pejuang ISIS yang ditangkap oleh milisi Irak yang didukung Iran—momen yang sangat langka bagi media asing.

Pedagang sate menyiapkan makanan sambil membuka masker

Kalian tidak bisa mencium betapa lezatnya aroma satai daging ini kalau pakai masker.

Suroosh lalu bertemu dengan Fereydoon Abbasi, ilmuwan nuklir lain yang sempat menjadi korban aksi percobaan pembunuhan pada 2010. Saat itu, mobil Abbasi telah ditempelkan bom.

Pendiri VICE Suroosh Alvi.

Pendiri VICE Suroosh Alvi.

Kami ngobrol dengan Abbasi di pameran mobilnya yang rusak karena bom. Begitu selesai wawancara, dia mengaku takut pergi ke tempat umum sejak insiden itu.

Tiga lelaki yang menjadi sopir kru VICE selama di Baghdad.

Tiga sopir kami selama di Baghdad. Saya yakin mereka bukan sopir biasa, tapi anggap saja begitu.

Kru VICE bahkan mendapat kehormatan berbincang dengan Hossein Amir-Abdollahian, mantan tangan kanan Qassem Soleimani yang tewas dalam serangan drone Presiden AS Donald Trump pada awal 2020.

Kourosh Zarei, sutradara film “Jihadi” di Teheran.

Kourosh Zarei, sutradara film “Jihadi” di Teheran.

Soleimani, yang menurut AS tangannya berlumuran darah bangsa Amerika, mengerahkan milisi di seluruh wilayah, termasuk Irak, untuk memproyeksikan kekuatan Iran dengan efektivitas yang mengerikan.

Mobil melewati jalanan bertembok di Irak.

Mobil melewati jalanan bertembok di Irak.

Kelompok tersebut memerangi ISIS baru-baru ini. Menurut Amir-Abdollahian dan banyak lainnya, Iran tidak berusaha mengendalikan Timur Tengah, tapi hanya ingin mengisi kekosongan pasca invasi AS ke Irak dan kekisruhan yang berlangsung hampir 20 tahun.

Anggota kelompok milisi.

Sama sekali tidak ada persiapan menghadapi pertempuran, kru VICE diberi tahu lima menit sebelum tiba di pangkalan, bahwa tempat yang akan kami kunjungi adalah garis depan melawan ISIS. Mereka lupa bilang kalau maksudnya garis depan melawan ISIS bulan lalu.

Tak pernah terpikirkan oleh kami bisa menjumpai Organisasi Badr, kelompok milisi Soleimani yang terbesar dan paling aktif di Irak. Tapi nyatanya, Suroosh ditawari untuk bertemu.

Prajurit berpose memegang senjata

Lelaki ini girang karena bisa difoto sambil memegang senjata. Dia berpose garang, lalu mengecek fotonya. Tak ada satu pun dari mereka yang menanyakan kontak saya untuk dikirimi hasil jadinya.

Kru VICE melakukan perjalanan darat dari Teheran ke Baghdad untuk menemui pemimpin kelompok, Hadi al-Amiri.

Prajurit di pangkalan militer

Prajurit di pos terdepan bungkam ketika ditanyakan tentang Iran, tetapi lelaki yang kami temui di pangkalan ini dengan senang hati memberi tahu bahwa semua yang mereka miliki berasal dari Iran.

Bukan hal baru bagi Iran mengisi kekosongan yang ditinggalkan AS di Timur Tengah, tapi hasil dari perjalanan kami menunjukkan prosesnya begitu lengkap, setidaknya di Irak.

Hadi al-Amiri duduk di halaman belakang rumahnya.

Hadi al-Amiri dituduh suka mengebor tengkorak manusia.

Amerika Serikat dan sekutunya Israel masih mengobarkan perang bayangan dengan metode pembunuhan, tapi untuk saat ini Iran telah memperkuat cengkeraman di negara tetangga.

Pendiri VICE Avi Suroosh berpose di depan pasukan.

Entah apa yang sedang terjadi di sini, tapi Suroosh dengan berani memarahi mereka layaknya mereka anak-anak.

Iran menggelar pemilihan presiden pada Jumat. Politikus garis keras anti-AS diprediksi akan menggantikan presiden saat ini. Jika sampai itu terjadi, hubungan Iran dengan Barat kemungkinan akan semakin buruk.

Dua prajurit berpose dengan seragam lengkap.

Dua prajurit berpose dengan seragam lengkap.

Ini bisa menjadi bencana besar bagi Iran, apalagi kondisi perekonomian negara sedang lesu.

Suroosh bersama dua prajurit

Saksikan perjalanan VICE di Iran dan Irak dalam video berikut ini: