PM (48), inisial petinggi salah satu Pasar di Probolinggo, emosi berat setelah tahu dirinya digosipkan tak hanya oleh tetangga, tapi pedagang satu pasar yang dia urus.
Menjelang ketok palu pengadilan agama, nasib rumah tangganya dengan HF (48) sebentar lagi hampir pasti berakhir. Tapi PM mengaku tak menyangka perempuan bakal berstatus mantan istrinya menyebar informasi paling sensitif yang berpeluang bikin lelaki manapun insekyur: ukuran penis.
HF menyebar kabar kalau PM memiliki penis terlalu kecil. Enggak terima sama gunjingan sekitar, PM menyeret HF ke ranah pidana setelah melaporkannya atas tuduhan pencemaran nama baik.
Keduanya belum genap setahun menikah, namun berkas perceraian sudah diterima Pengadilan Agama Probolinggo atas nama keduanya. HF mengklaim, dalam gosipnya ia mau bercerai sebab tidak pernah merasa puas ketika berhubungan badan dengan PM. Selain ukuran penis kecil, HF menganggap suaminya tak tahan lama di ranjang.
PM murka karena gosip ini diketahui mulai dari rekan kerjanya sesama pegawai negeri sipil Dinas Pasar Kabupaten Probolinggo, serta disebar lebih lanjut oleh para pedagang pasar yang ia kelola. Sang calon mantan istri emang tercatat sebagai salah satu pedagang di pasar tersebut, sehingga punya akses distribusi informasi getok tular.
Pejabat Polres Probolinggo mengonfirmasi adanya laporan ini. “Benar, ada laporan itu. Tapi, saya masih belum bisa menyampaikan detail karena masih dalam lidik [penyelidikan]. Jadi, kami masih melakukan pendalaman. Kita sudah memanggil beberapa saksi untuk dimintai keterangan,” jawab Kasat Reskrim Polres Probolinggo Joko Murdiyanto, dilansir Suara. “Selanjutnya, kita akan lakukan gelar perkara. Nanti lah [pemberian informasi lebih lanjut terkait kasus], itu untuk penyelidikan jadi tidak bisa diungkap sekarang.”
Tak cuma sang istri, pelapor sekaligus mengadukan NH (50), kerabatnya sendiri yang diduga membantu sang istri menyebar gosip.
“Saya lapor ke polisi karena merasa malu dan dicemarkan nama baik saya. Sampeyan langsung wawancara ke pengacara saya ya,” kata PM saat dikonfirmasi wartawan Kompas.
Pengacara PM Siti Zuroidah Amperawati menjelaskan, kliennya enggak terima digosipkan, sebab masalah internal keluarga tidak perlu diungkap ke publik. Siti berharap pelaporan ini akan memberi efek jera kepada HM dan semua pihak.
“Dalam keluarga ada rahasia pribadi dan sangat pribadi. Harusnya rahasia sangat pribadi tidak dilontarkan ke publik. Apalagi istrinya itu mau mengajukan cerai. Dia masih sah sebagai istri. Belum ada putusan cerai pengadilan. Dia kok berani berbuat seperti itu,” kata Siti.
Urusan hukum akibat perkara penis pernah terjadi sebelumnya di Probolinggo pada 2019 (ini daerah kenapa sih?). Bedanya, kasus penis yang lain ini bermula ketika Nedi Sito (55) melaporkan Barsah, menantunya, dengan tuduhan memiliki penis yang terlalu besar. Ukuran tersebut, menurut Nedi, menjadi penyebab utama anaknya, Jumantri, meninggal dunia. Pelaporan tercatat di Polres Probolinggo pada 11 Maret 2019.
“Awalnya keluarga sudah menerima kematian korban. Namun, karena ada isu-isu yang tak bisa dipertanggungjawabkan, ayah Jumantri akhirnya menginginkan kematian anaknya diusut,” kata Kasat Reskrim Polres Probolinggo kala itu, Riyanto, kepada Detik.
Barsah lantas dipanggil polisi dan meminta menunjukkan alat kelaminnya tersebut di hadapan petugas, keluarga, dan kepala desa setempat. Forum penghakiman ukuran penis tersebut berakhir antiklimaks untuk Nedi. Semua pihak sepakat bahwa ukuran penis Barsah normal-normal saja. Nedi lantas meminta maaf.
Buat yang merasa pelaporan PM atas istrinya berlebihan, mungkin belum tahu betapa rasa minder karena ukuran penis tidak di bawah standar masyarakat kerap bikin pria depresi. Misalnya, seorang mahasiswa di Guangzhou, Tiongkok, sampai memangkas penisnya sendiri setelah diejek oleh pacarnya gara-gara berukuran kecil.
Bagi para pria yang terlalu memuja mitos ukuran penis sebanding dengan kepuasan seksual, bertobatlah dan simak penjelasan ini. Seksolog Andri Wanananda sudah bilang, besar kecilnya penis bukan hal paling penting dalam seks, sebab keras dan tegangnya yang lebih berpengaruh.
Pernyataan ini masuk akal, sebab penelitian yang dikutip oleh situs Askmen menjelaskan, 85 persen perempuan mengaku enggak masalah dengan ukuran penis pasangan dan dilaporkan memikirkan penis 170 kali lebih jarang daripada pria.
Sambil para pria mengubah cara pandang, yuk para pasangan belajar menghormati privasi orang.