Sembalun lawang salah satu desa adat tertua di kaki Gunung Rinjani, Sembalun dari kata Sembah Ulun artinya menyembah Yang Di Atas, Lawang artinya pintu. Berikut sedikit cerita serta sedikit membahas segi arsitekturnya. Kekayaan Arsitektur nusantara memang ga ada habisnya. !!!
Salah satu desa adat tertua di Lombok, sudah di preservasi, menurut penghuninya, umur desa ini sekitar 600 tahun. Dia menuturkan, dulunya ada beberapa keluarga yg menempati desa adat ini, seiring bertambahnya populasi, mereka dipersilahkan untuk bermukim di luar kawasan. Hal ini guna menjaga jumlah rumah adat yg ada dikawasan desa ini tetap berjumlah 7 rumah. Hal seperti ini juga terjadi di beberapa desa adat di bagian timur Indonesia seperti Wae Rebo.
Mereka memiliki lumbung yang fungsinya sama dengan beberapa lumbung di rumah adat Bali serta rumah adat Toraja, Bagian atas bangunan sebagai lumbung, bagian bawahnya tempat menerima tamu/tempat berkumpul. Selain itu mereka juga memiliki lahan bercocok tanam di dalam kawasan itu sendiri.
Aristoteles pernah bilang, semuanya berubah, satu hal yang gak akan pernah berubah yaitu perubahan itu sendiri. Demikianlah juga terjadi di kehidupan warga desa adat ini seiring berjalannya waktu, kebutuhan hidup yang bertambah turut berpengaruh dalam pola hidup mereka.
Perubahan ini sedikit banyak mempengaruhi pola kehidupan warga desa adat ini, mereka mulai berpindah dari tinggal di rumah adat ke rumah semi modern. Hingga saat kami berkunjung, sudah tidak ada satupun rumah adat yg di diami oleh warga.
ini tampak belakang rumah adat, sangat menarik dari segi proporsi. Material atap masih menggunakan alang-alang, namun agak sedikit berbeda dengan beberapa rumah adat di aderah lain yang juga masih menggunakan material yang sama. Alang-alang yang digunakan sedikit lebih ditipis dibandingkan dengan beberapa rumah adat daerah lain. Rumah Adat Bali misalnya, tumpukan tebal atap alang-alangnya bisa mencapai 20 cm.
Lumut-lumut yang tumbuh di seluruh dinding pembatas menandakan betapa basahnya daerah ini.
Ruang dalam rumah sangat sederhana, sepertiga luas bangunan dijadikan dapur dan tempat tidur, sisanya sebagai ruang multifungsi. Pengasapan dari proses memasak di dalam rumah, sangat membantu dalam pengawetan material bangunan. Proses pengasapan ini yang menjadikan rumah ini tetap awet.
Selain digunakan pada dinding pmbatas, material batu digunakan sebagai hardscape dalam kawasan.
Jadi setelah menggunakan dinding batu, tanah/lumpur kemudian digunakan sebagai finishing luar dinding, selain menjaga kekuatan dinding dalam, selimut ini juga memberi kesan indah pada fasad.
Entrance bangunan tidak selalu berada di center bangunan, letaknya agak kesamping, mengikuti ruang dalamnya. berikut beberapa pattern serta warna yang digunakan pada rumah adat ini. Hanya ada satu pintu untuk keluar masuk dirumah ini. dari ukuran pintunya, mengingatkan saya pada rumah Joglo asli yang juga memiliki skala pintu yang hampir sama.
Pola anyaman bambu pada dinding, digunakan juga pada beberapa hal lain, misalnya dinding pembatas bambu, untuk menjaga rebung dari santapan sapi-sapi, beberapa juga digunakan untuk planter tanaman. Pori-pori dinding ini akan menjaga pengkondisian udara dalam ruangan tetap baik.
Tempayan super keren, so rustic. Jaman dulu tempayan digunakan sebagai sumber penyimpanan air di seluruh kompleks, untuk urusan mandi dan mencuci mereka melakukannya di sungai terdekat. Seiring perubahan kebutuhan sanitasi, pola ini pun berubah, dalam kompleks desa adat ini sudah didirikan toilet formal.
How to go there?
Dari Mataram lombok, kamu bisa mencari mobil di terminal dengan tujuan sembalun bertarif mulai dari Rp. 100.000,- atau kamu bisa menyewa motor. Sembalun terletak di kaki Gunung Rinjani, juga sebagai salah satu starting point dalam pendakian Rinjani.
Where to stay?
Tersedia beberapa penginapan dari yang sederhana, mulai dari Rp. 100.000,- per malam. Juga tersedia penginapan super duper sederhana yang merupakan base camp para guide pendaki Rinjani, tanpa tarif tertentu permalam alias bayar sukarela/seikhlasnya.
Indonesia Bapa…! 🙂
#karenakitasemuabasodara