Sudah empat bulan lebih pelajar di seluruh dunia terpaksa belajar secara online dari rumah masing-masing. Entah kapan mereka bisa balik ke sekolah dan kampus lagi, mengingat pandemi tak kunjung mereda dan beberapa negara memperpanjang proses pembelajaran daring hingga 2021.
Tak peduli semalas apa mereka dulu, pasti ada rasa kangen kehidupan kuliah dan bertemu teman-teman di sana. Sayangnya kerinduan mereka belum bisa diobati dalam waktu dekat ini, jadi enggak sedikit yang mencari alternatif lain untuk mewujudkannya secara virtual.
Kayak yang dilakukan mahasiswa Universitas Ashoka di India utara ini. Terinspirasi oleh “Blockeley”-nya UC Berkeley dan kampus virtual MIT, mereka membangun gedung kampus dalam Minecraft.
Popularitas game sandbox ini kian melejit di tengah pandemi. Para pemain menggelar konser, wisuda dan acara kumpul bareng untuk mengenang masa-masa indah sebelum corona menyerang. Dalam Minecraft, kalian bisa menciptakan dunia kotak-kotak sedemikian rupa hingga menyerupai versi aslinya di dunia nyata.
Dua bulan setelah Atishay Khanna mengusung proyek Minecraft Universitas Ashoka, timnya yang beranggotakan 12 orang mulai membangun blok terakhirnya awal pekan ini.
“Kami kangen masuk kampus,” Atishay, mahasiswa ilmu politik tahun ketiga, memberi tahu VICE. “Mahasiswa Ashoka kebanyakan tinggal di asrama, jadi rasanya seperti ada yang hilang ketika kami semua pulang ke rumah. Kami memulai proyek ini supaya bisa merasakan lagi kehidupan kampus meski enggak ada di sana secara fisik.”
Meski awalnya enggak gampang mencari orang, anggota tim Atishay kini datang dari berbagai jurusan. “Kami membangunnya bersama-sama,” kata mahasiswa komputer Aditi Tibarewal. “Kami berasal dari berbagai daerah — Maharashtra, Lucknow, Delhi. Bahkan mahasiswa internasional dari Rwanda juga ikutan proyek kami.”
Pemain bisa merasakan pergantian dari siang ke malam di dunia game. Kampus virtual bernuansa merah bata itu tampak spektakuler baik pada siang maupun malam hari. Lampu jalan menerangi sekitar gedung saat malam tiba, dan matahari menyinari tembok merah-abu di siang hari. Rintikan hujan menerpa gedung virtual, dan angin sepoi-sepoi berhembus dari pepohonan balok.
Setiap hari, anggota tim akan rapat melalui telepon sebelum memulai tugasnya masing-masing. Mereka biasanya membutuhkan lima hingga enam jam untuk membangun gedung kampus. Bangunannya harus diciptakan semirip mungkin, terutama bagian interiornya. Mereka mencermati setiap detailnya menggunakan Google Maps dan foto-foto kampus. Selain mempelajari peta, mereka juga membuat perhitungan dan membangun replika skala 1:1. Ini tantangan terbesar buat mereka. Jangan sampai salah dimensi kalau enggak mau bikin ulang.
Meskipun begitu, mereka enggak meniru desainnya habis-habisan. Terkadang mereka menciptakan sesuatu sesuai imajinasi, seperti gedung tambahan yang enggak ada di versi sungguhan. Atishay dan kawan-kawan juga mengganti rumah kaca persegi panjang dengan kubah yang jauh lebih keren. Mereka membuat stadion khayalan dengan hiasan phoenix melayang di atasnya. “Aku selalu memimpikan punya stadion di kampus,” tutur Atishay. “Makanya aku bikin di ‘Minecraft’. Kami menciptakannya setelah penilaian habis-habisan, termasuk hiasan phoenix itu. Jujur susah abis.”
Respons luar biasa dari BEM membuat kerja keras mereka enggak sia-sia. “Kami harap proyek ini bisa menginspirasi mahasiswa universitas lain di India untuk melakukan hal serupa.”
Minecraft memungkinkan anggota server untuk berinteraksi via chat room, semakin menambah kesan sedang ada di kampus beneran. Pemain bisa menggunakan kampus virtual ini untuk belajar, dan mengadakan acara atau pensi.
Proyek ini murni inisiatif para mahasiswa Ashoka. Begitu servernya dibuka, mereka berencana menggelar acara kampus. “Minecraft menawarkan sejuta pengalaman,” imbuh Aditi. “Kami baru mengadakan satu acara sejauh ini. Mahasiswa Ashoka biasanya suka merayakan senior week, dan salah satu kegiatannya yaitu menanam pohon.” Karena sekarang sedang pandemi, mereka cuma bisa menanam balok hijau di dalam game.
Gamenya akan nge-lag kalau terlalu ramai. Agar servernya tetap berjalan normal, jumlah pemain yang masuk dalam satu waktu enggak bisa lebih dari 500 orang. Universitas Ashoka virtual cuma bisa dikunjungi mahasiswa dan alumni saja.
Follow Satviki di Instagram.
Artikel ini pertama kali tayang di VICE INDIA.