Home Uncategorized Kisah Keluarga Sultan Filipina Ratusan Tahun Menjaga Makam Kerajaan di Tiongkok

Kisah Keluarga Sultan Filipina Ratusan Tahun Menjaga Makam Kerajaan di Tiongkok

819
0
kisah-keluarga-sultan-filipina-ratusan-tahun-menjaga-makam-kerajaan-di-tiongkok

“Sudah menjadi tugas kami menjaga makam kesultanan [Sulu] dan meneruskan hubungan erat almarhum Raja dengan Tiongkok,” ungkap An Jing, pemandu Museum Budaya Sulu di Kota Dezhou, provinsi Shandong. Perempuan keturunan generasi ke-19 Raja Timur Kesultanan Sulu Paduka Pahala merasakan tanggung jawab besar menyebarkan sejarah dan budaya leluhur di Tiongkok yang mulai terlupakan.

Di masa lalu, kesultanan ini menguasai kepulauan Sulu yang sekarang menjadi bagian dari negara Filipina. Keturunan Paduka Pahala di zaman modern kerap menghadapi konflik, seperti sengketa wilayah.

Sementara itu di Tiongkok, kerabat jauh mereka menjalani kehidupan yang sangat berbeda. Keluarga An yang tinggal di Dezhou telah turun-temurun menjaga makam raja selama lebih dari 600 tahun.

Film dokumenter Sulu and China menelusuri kekerabatan Kesultanan Sulu di Filipina dengan Tiongkok yang jarang diketahui. Keturunan bangsawan Sulu rupanya menetap di negara itu karena sebuah tragedi.

Pada awal abad ke-15, Paduka Pahala menutup usia dalam perjalanan pulang setelah mengunjungi Kaisar Yongle dari Dinasti Ming. Sang raja kemudian dimakamkan di Tiongkok. Sementara putra sulungnya kembali ke Sulu untuk menggantikan posisi mendiang ayah, dua putranya yang lain beserta keluarga memutuskan untuk tinggal di sana.

Mereka menikah dengan Muslim Tionghoa, dan melahirkan generasi Muslim baru yang menduduki desa Beiyingcun. Para keturunannya bisa dikenali dengan nama keluarga “Wen” dan “An”.

Saat ini, ada lebih dari 5.000 keturunan Paduka Pahala yang tersebar di seluruh Tiongkok, banyak di antaranya tak sadar bahwa mereka mewariskan budaya Kesultanan Sulu. Namun, penduduk Beiyingcun dengan bangga mengangkat kebudayaan leluhur dan siap mengabdikan hidupnya untuk menjaga makam Paduka Pahala, tak peduli hubungan kekerabatan mereka sangat jauh. Mereka juga berusaha menelusuri kembali garis keturunannya dan melengkapi silsilah keluarga yang berantakan karena luasnya penyebaran kerajaan.

Sulu and China merekam semangat, keyakinan dan jati diri para keturunan Paduka Pahala. Ketika diminta menjelaskan status uniknya, jawaban mereka beragam dari “Tionghoa”, “Muslim”, “Suku Hui” hingga “Muslim Filipina-Tionghoa”.

Artikel ini merupakan hasil kerja sama dengan Real Image Media Collection.