Kata siapa enggak ada yang lebih menyakitkan dari patah hati? Orang-orang yang ngomong begini kayaknya belum pernah merasakan selangkangan mereka ditendang. Rasa sakitnya sulit digambarkan, tapi yang pasti bikin perut enggak nyaman. Seseorang bisa sampai pingsan dan muntah kalau tendangannya terlalu keras. Tapi selama ini, saya dan para lelaki di luar sana enggak tahu harus ngapain biar nyerinya cepat reda.
Mubarak Wakaso, pesepakbola asal Ghana untuk klub Jiangsu Suning, tengkurap di lapangan sambil memegang selangkangan di tengah-tengah pertandingan final leg 1 Liga Super Tiongkok. Lawan mainnya, Park Ji-soo dari klub Guangzhou Evergrande, tampak memukul pantat Mubarak berulang kali.
Akun olahraga di Twitter berasumsi sang atlet cuma “akting”, tapi Korea Football News langsung menyangkalnya. Wakaso benar-benar kesakitan, dan sepertinya alat kelamin dia habis ditendang.
“Di Korea Selatan, orang-orang percaya menepuk pantat dapat meredakan nyeri selangkangan,” begitu bunyi twitnya. Pengguna lain mengetwit tautan artikel Morning Economics yang membenarkan klaimnya. Di artikel tersebut, dokter urologi Park Bong-hee menjelaskan sains di balik metode ini.
“Otot-otot testis yang tegang akan melemas ketika pinggul atau tulang ekor dipukul berulang kali dengan kepalan tangan” tulisnya. Artikel blog Pusat Medis Universitas Cha juga menjelaskan hal serupa.
Para lelaki di Korsel sudah diajarkan metode ini sejak mereka masih SD. Meski bukan solusi mujarab, “memukul pantat” seenggaknya dapat mengurangi rasa sakit. Sudah menjadi kebiasaan juga di sana untuk membantu orang yang kesakitan karena selangkangan ditendang — khususnya ketika sedang main bola.
Dalam episode variety show Knowing Bros, personel boyband Infinite Sungjong tak sengaja dihantam bola di selangkangannya. Pembawa acara langsung memukul pantatnya saat dia berjongkok kesakitan.
Baru kali ini saya mendengar teknik tersebut. Sewaktu kecil dulu, saya cuma bisa meringkuk sampai rasa sakitnya berkurang. Orang lain akan jumping jack, mengompres dengan air dingin atau berbaring tak berdaya hingga nyerinya hilang.
Saya harap, sih, enggak akan pernah mengalami ini lagi. Tapi boleh juga dicoba kalau-kalau saya kena sial suatu saat nanti.