Tak bisa dipungkiri kasus bunuh diri makin mengkhawatirkan. Ilmuwan dan pakar kesehatan mental pun berpacu menekan angkanya yang terus meningkat.
Diterbitkan dalam British Journal of Psychiatry, studi yang dikerjakan oleh ilmuwan Sekolah Kedokteran Brighton dan Sussex (BSMS) menemukan wilayah yang kandungan lithium pada air minum publiknya tinggi memiliki tingkat kasus bunuh diri yang rendah.
“Tingginya kandungan lithium pada air minum bisa saja menurunkan keinginan bunuh diri dan berpotensi meningkatkan kesehatan mental masyarakat,” kata peneliti utama Profesor Anjum Memon dalam siaran pers.
Didanai oleh King’s College London, studi ini menganalisis hasil kajian ilmiah di Austria, Yunani, Italia, Lithuania, Inggris, Jepang dan Amerika Serikat selama 30 tahun terakhir.
Peneliti menyimpulkan kemampuan “protektif” lithium dapat diuji coba lebih lanjut secara acak pada masyarakat yang prevalensi kondisi kesehatan mental dan risiko bunuh dirinya tinggi.
Kaitan ini mungkin terdengar dipaksakan, tapi para peneliti — baik untuk studi ini maupun yang terdahulu — mengatakan tak ada salahnya untuk dicoba.
“Temuan ini, yang konsisten dengan uji coba klinis bahwa lithium dapat menurunkan bunuh diri dan perilaku terkait pada orang-orang dengan gangguan suasana hati, menunjukkan kandungan lithium alami mungkin memiliki potensial menurunkan risiko bunuh diri dan menstabilkan suasana hati, terutama pada populasi dengan tingkat bunuh diri yang relatif tinggi dan wilayah geografis dengan konsentrasi lithium pada air minum yang lebih besar.”
Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan setidaknya ada 800.000 kasus bunuh diri setiap tahun. Bunuh diri menjadi penyebab kematian kedua pada anak muda yang berusia antara 15-29. Kini PSBB dan krisis ekonomi akibat pandemi dapat memperburuk masalah kesehatan mental yang akhirnya menyebabkan peningkatan bunuh diri.
“Di masa-masa seperti sekarang ini, sangatlah penting bagi kita menemukan cara untuk meningkatkan kondisi kejiwaan dan mengurangi insiden kecemasan, depresi dan bunuh diri,” ujar Profesor Memon.
Para ilmuwan belum tahu pasti bagaimana elemen putih keperakan ini bisa mengubah suasana hati seseorang. Ada dugaan lithium merangsang pertumbuhan sel saraf. Walaupun begitu, lithium terbukti efektif menangani mania sejak 1949 silam. Dari situ, lithium sering diresepkan untuk mengobati penyandang bipolar, menstabilkan suasana hati dan menurunkan risiko bunuh diri pada pengidap gangguan mental. Sejumlah studi menunjukkan lithium dapat mengurangi agresi dan mencegah timbulnya demensia.
Sebelum diakui sebagai obat, minuman yang mengandung lithium — seperti minuman soda 7 Up (yang berhenti memasukkan lithium pada 1949) — dipasarkan bisa memberikan efek menenangkan. Lithium memiliki sifat elektro-konduktif, sehingga akhirnya dijadikan komponen baterai dan ponsel. Toko obat online bahkan menjual lithium orotate sebagai suplemen penyeimbang suasana hati, meski efektivitasnya belum terbukti.
Bagaimana dengan dosisnya? Menurut studi, orang akan menerima asupan lithium rendah secara konstan setiap kali mereka minum, dan mungkin sudah terjadi sejak mereka lahir. Namun, peneliti belum bisa menentukan kadar darah optimal yang dapat memberikan efek anti-bunuh diri terbaik, serta efek potensial lithium dalam tubuh manusia.
Selama uji coba acak yang terkontrol, mantan pecandu narkoba mengalami peningkatan suasana hati ketika meminum lithium dengan dosis yang sangat kecil (400 mikrogram per hari) jika dibandingkan dengan plasebo. Ini menunjukkan dosis lithium yang jauh lebih rendah dari yang diresepkan psikiater saja bisa memengaruhi suasana hati seseorang, dan kemungkinan dapat mengurangi risiko bunuh diri.
Minum bukan satu-satunya cara untuk mengonsumsi lithium. Bahkan pada daerah dengan konsentrasi lithium tinggi seperti Texas (340 mikrogram setiap hari) — peneliti menemukan lithium mengurangi penangkapan akibat heroin dan kokain, kecenderungan bunuh diri dan perilaku kekerasan — kandungannya lebih banyak ditemukan pada makanan dan air mineral ketimbang air minum publik.
Studi ini memperkirakan orang dewasa di Amerika mengonsumsi lithium dari makanan sebanyak 650-3.100 mikrogram setiap harinya. Air minum botolan sering kali memiliki kandungan lithium lebih tinggi daripada air minum publik. Hubungan paparan lithium dari minuman botol dengan tingkat bunuh diri belum pernah diteliti.
Sebagaimana dijelaskan sejarawan Mike Jay dalam ulasan buku penemuan lithium, alasan “ion ajaib” ini jarang dikaji yaitu lithium alami tidak dapat dipatenkan.
Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard