Tiongkok berhasil mengirim wahana antariksa tanpa awak Chang’e-5 mendarat di permukaan bulan, mengambil sampel bebatuan, dan kini meluncur lagi untuk kembali ke Bumi. Sejak Kamis (3/12) lalu, Chang’e-5 sudah meninggalkan atmosfer satelit planet kita.
Chang’e-5 mendarat di kawah Mons Rümker, di sisi barat daya Bulan. Wahana ini dilengkapi robot yang mengambil material pasir bulan, bebatuan, serta mineral lain di permukaan untuk diteliti lebih lanjut.
Robot dan mesin lain dari Chang’e-5 menggali permukaan bulan selama 48 jam. Ada beberapa kilogram spesimen yang berhasil dibawa pulang wahana tersebut.
Selesai dengan misi penggalian dan pengumpulan material, wahana tersebut mengaktifkan roket, yang kemudian mengantarnya menuju komponen lain yang bersiaga puluhan kilometer di atas permukaan bulan untuk membawa pulang spesimen secara otomatis. Sebagian robot dan wahana penyimpanan spesimen dibiarkan tertinggal di bulan, diperkirakan bakal hancur secara alami 30 hari lagi.
Jika semua proses ini lancar, maka Chang’e-5 menjadi misi manusia pertama dalam 40 tahun terakhir yang berhasil membawa pulang material bulan. Tiongkok sejajar dengan Amerika Serikat dan Uni Soviet (kini Rusia) yang sudah lebih dulu melakukannya pada dekade 1970-an.
Wahana Soviet, Luna 24, adalah misi antariksa terakhir yang mengumpulkan material dari bulan buat dibawa pulang ke Bumi pada Agustus 1976. Kala itu, Soviet butuh tiga minggu total, untuk menuntaskan misi Luna 24. Tiongkok kini melakukannya dalam kurun yang sama, dari awal pemberangkatan hingga kepulangan wahananya.
Chang’e-5 diluncurkan pada 23 November lalu. Kapsul dari wahana tersebut yang membawa bebatuan bulan diperkirakan akan jatuh di padang rumput Mongolia, pada pertengahan Desember mendatang.