Britania Raya menjadi negara pertama di dunia yang memulai upaya vaksinasi penduduknya agar tak lagi terancam SARS CoV-2, virus yang memicu pandemi sepanjang tahun ini. Pemerintah setempat menggandeng Pfizer/BioNTech, perusahaan farmasi pertama yang telah mengembangkan vaksin hingga fase pasca-uji coba dan mendapat izin edar resmi, untuk melakukan penyuntikan massal.
Pada Selasa (8/12) pukul 6.30 pagi waktu setempat, manusia pertama di dunia yang mendapat suntikan vaksin resmi Covid-19 keluar dari bangsal rumah sakit Kota Coventry. Dia adalah Margaret Keenan, perempuan yang minggu depan akan berusia 91 tahun.
“Saya merasa tersanjung mendapat kesempatan jadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19. Saya menganggapnya hadiah ultah yang datang lebih cepat seminggu. Saya merasa lebih pede bertemu keluarga di masa libur Natal dan tahun baru, setelah selama pandemi mengurung diri sendirian di rumah,” ujarnya.
Badan Pengawas Obat Inggris menyetujui pemakaian vaksin Pfizer/BioNTech untuk massal pekan lalu. Pemerintah Britania Raya memesan 40 juta dosis vaksin dari perusahaan itu, yang bisa disuntikkan ke 20 juta orang, mengingat satu manusia dewasa butuh disuntik dua kali.
Inggris menargetkan ketersediaan 800 ribu dosis vaksin Pfizer sampai akhir tahun. Demografi yang lebih dulu disasar untuk vaksinasi adalah orang berusia di atas 80 tahun serta pekerja medis di garis depan.
Selayaknya orang Inggris sejati, Keenan mengaku tidak melakukan perayaan berlebihan setelah divaksin. Dia hanya menikmati secangkir teh hangat di rumahnya, serta berharap semua orang bisa divaksin dalam waktu dekat.
May Parsons, perawat asal Filipina yang sudah bekerja 24 tahun di Inggris, menjadi tenaga medis pertama Negeri Ratu Elizabeth yang menyuntikkan vaksin Covid-19. Dia mengaku bangga terpilih menjalankan tugas bersejarah itu.
“Beberapa bulan terakhir, semua orang yang bekerja di pusat layanan kesehatan manapun keteteran. Situasi pandemi sangat berat, tapi munculnya vaksin-vaksin potensial ini seperti cahaya terang di ujung terowongan gelap,” kata Parsons.
Britania Raya menjadi salah satu negara yang mengalami efek pandemi terburuk di Eropa. Sejauh ini 61.434 orang meninggal akibat Covid-19, dengan 1,75 juta lainnya positif tertular.
Artikel ini pertama kali tayang di VICE World News