Home Uncategorized Ngobrol Bareng Sisa Pengikut Kultus yang Bunuh Diri Massal Demi Masuk Surga

Ngobrol Bareng Sisa Pengikut Kultus yang Bunuh Diri Massal Demi Masuk Surga

584
0
ngobrol-bareng-sisa-pengikut-kultus-yang-bunuh-diri-massal-demi-masuk-surga

Sekitar 45 tahun lalu, terbentuklah kultus agama baru yang lebih dikenal sebagai “Heaven’s Gate”. Dipimpin oleh mantan guru musik Marshall Applewhite dan perawat Bonnie Nettles, para pengikut percaya Bumi akan “didaur ulang” pada 2027. Satu-satunya yang bisa menyelamatkan dan membawa mereka ke “Kerajaan Surga” adalah makhluk luar angkasa yang terbang bersama komet Hale-Bopp.

Komet Hale-Bopp melintas dekat Bumi pada 1997, yang menandakan akhir tragis dari perjalanan kultus ini. Sebanyak 39 anggota mengakhiri hidup mereka di sebuah mansion San Diego yang berfungsi sebagai markas besar Heaven’s Gate. Aksi bunuh diri itu konon terjadi selama tiga hari. Pihak berwajib menemukan mereka tergeletak tanpa nyawa mengenakan pakaian serba hitam, sepatu Nike dan gelang bertuliskan “Heaven’s Gate Away Team”. Beberapa bulan setelahnya, tiga anggota lain yang masih hidup dikabarkan bunuh diri juga.

Meski sering dijuluki kultus agama paling berbahaya, banyak orang di luar sana yang tertarik bergabung menjadi anggota. Situs resmi mereka masih bisa diakses sampai saat ini, sehingga siapa saja bisa mempelajari lebih dalam aliran kepercayaan Heaven’s Gate. Menariknya lagi, tertera alamat email yang bisa dihubungi untuk bertanya-tanya soal kultus ini.

Saya pribadi penasaran siapa yang memegang alamat email ini, mengingat keseluruhan anggotanya sudah meninggal dunia. Saya mengklik tautan email Heaven’s Gate dan menanyakan apakah masih ada anggota yang tersisa.

heaven's-gate-site.png

“Tidak ada,” begitulah bunyi balasan emailnya. “Kelompok ini berakhir pada 1997.”

Nah lho, siapa dong yang membalas emailku? “Kami bergabung dari awal [kultus berdiri] pada 1975. Sudah 45 tahun kami bersama mereka. Ada dua anggota di Arizona, dan beberapa lagi tersebar di seluruh Amerika Serikat.”

Rupanya ada empat orang yang ditugaskan mengurus situs sejak pertengahan 1990-an. Mereka bertanggung jawab membalas email dan menangani masalah legal dan pengarsipan harian di sela-sela kesibukan.

Mereka masih percaya dengan ideologi Heaven’s Gate, dan sepertinya tertarik mempromosikan ajaran kultus. Mereka mengirim tautan laman Vimeo yang berisi seri video Beyond Human. Sang pendiri dan anggota Heaven’s Gate serius mendiskusikan keyakinan mereka. Beberapa video terakhirnya menampilkan Applewhite yang memperingatkan penonton akan ancaman planet didaur ulang.

Menurut keempat orang itu, kotak email mereka tak pernah sepi. Orang-orang dari seluruh dunia menghubungi mereka setiap hari. “Hari ini kami sudah empat kali menolak permintaan bergabung. Kelompok ini berakhir pada 1997,” terangnya. “Rata-rata ada lima email yang masuk setiap hari.”

Heaven’s Gate bahkan memiliki subreddit-nya sendiri. 600 pengguna yang mengikuti subreddit ini menyatakan ketertarikan bergabung. Seorang Redditor mengaku kepadaku, dia ingin “menjadi bagian dari sesuatu layaknya banyak anak muda di luar sana”.

Walaupun anggota kelompok tampak ramah, sistem kepercayaan Heaven’s Gate susah dipahami oleh sebagian besar orang. Kalian harus siap mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga dan harta benda jika ingin bergabung.

Selain dari hari kiamat akibat komet, anggota Heaven’s Gate menganggap alien jahat Luciferian telah merusak agama-agama di Bumi dan berusaha menghambat perkembangan manusia. Kedua pemimpin berkhotbah tubuh mereka telah dirasuki roh luar angkasa.

Pengguna Reddit lain mengatakan para pengikut yang sudah meninggal “sangat beruntung” karena kuat iman. “Kalau ditilik lebih dalam, kepercayaan mereka sama saja dengan injil. Aliran ini tidak segila agama lain,” tuturnya, menambahkan sebagian besar sekte yang ada dimulai dengan tujuan mulia untuk satu akhir yang sama: pesta seks di surga. “Kalau mereka berbeda.”

Benjamin E. Zeller, penulis buku Heaven’s Gate: America’s UFO Religion, setuju dengan pendapatnya. Perbedaan inilah yang menjadi daya tarik kultus. Para anggotanya begitu lemah lembut, sehingga sulit untuk membenci mereka.

“Pesan-pesan videonya memanusiakan mereka. Kelompok ini juga tidak pernah melakukan kekerasan pada masyarakat,” ujarnya, membandingkan Heaven’s Gate dengan agama-agama baru yang keberadaannya mengancam keamanan. “Sudah tidak ada kelompok seperti Heaven’s Gate. Mereka unik dalam beberapa hal.”

Namun, perlu diingat fenomena unik ini menewaskan puluhan orang. “Saya yakin orang-orang yang bergabung tak pernah terpikir akan bunuh diri suatu saat nanti,” menurut pendapat Profesor Alexandra Stein, dosen yang mendalami kultus dan kelompok ekstremis. “Saya rasa mereka sebenarnya dibunuh, dan telah dimanipulasi untuk bunuh diri.”

Sayangnya, saya tidak bisa menanyakan ini kepada sisa anggota. Mereka kurang terbuka, dan tanggapan mereka lama-lama jadi membingungkan dan sensitif. Pada akhirnya, mereka berhenti membalas emailku.

Dari pengetahuanku yang sangat minim tentang Heaven’s Gate, kultus ini bisa tetap eksis—tak peduli anggotanya hanya bersisa empat orang—berkat internet. Kultus macam Heaven’s Gate sangat mungkin untuk terus bersinar dan dikenang banyak orang selama ada yang bersedia mempertahankan peninggalannya.

Follow penulis artikel ini di akun @youshallnotpa15