Nusa Tenggara Timur itu daerah yang kaya dengan kultur setiap etnis yang ada,salah satunya adalah Timor.
[/vc_blockquote]
Termasuk dalam pulau terbesar di NTT ini, daerah Timor dikenal sebagai daerah kering, gersang, dan banyak batu karang. Tetapi tidak untuk daerah yang satu ini, Mollo tepatnya. Terletak di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Mollo merupakan atap bagi pulau Timor sebab disana terletak Gunung Mutis yang merupakan gunung tertinggi di tanah Timor.
Kondisi alam di Mollo berbeda dengan daerah lain di Timor. Daerahnya sering dicurahi hujan dan kabut, sumber air melimpah, dan kaya akan sumber daya alam. Sebagai salah satu etnis yang ada di suku Dawan, orang Mollo memiliki ciri khas tersendiri dari segi sosial, budaya, system hidup, dan lain – lain. Salah satu hal yang paling unik dari orang Mollo adalahi filosofi terhadap alam yang mereka tempati.
Etnis Mollo sangat menghargai alam sebagai pemberian dari Uis Neno (Tuhan pencipta langit dan bumi). Filosofi yang paling mendasar dari etnis Mollo adalah “Oel Fani On Na’, Nasi Fani On Nafus, Afu Fani On Nesa, Fatu Fani On Nuif. Arti dari filosofi tersebut adalah sebagai berikut :
Oel Fani On Na’ = Air adalah darah
Nasi Fani On Nafua = Pepohonan adalah rambut
Afu Fani On Nesa = Tanah adalah daging
Fatu Fani On Nuif = Batu adalah tulang
Filosofi ini secara tidak langsung menggambarkan bahwa orang Mollo menghargai, menghormati serta memperlakukan alam layaknya tubuh mereka sendiri. Alam adalah bagian yang tidak terpisahkan dari tubuh orang Mollo.
Bentuk penghargaan kepada alam inilah yang kemudian memunculkan sebuah festival besar bertajuk Ningkam Haumeni yang dilaksanakan pada tahun lalu. Festival Ningkam Haumeni adalah acara dimana masyarakat adat dari tiga etnis Dawan di Timor Tengah Selatan yaitu Mollo, Amanuban, dan Amanatun berkumpul dan menyatakan sumpah adat untuk kepedulian terhadap lingkungan.
Photo by : El Ndjukambani