Vietnam sedang digegerkan skandal perilaku pejabat yang dianggap bermewah-mewahan dan mempermalukan partai. Skandal ini dijuluki ‘Salt Bae-gate’, dipicu tindakan beberapa petinggi partai Komunis makan enak di restoran milik chef tenar Salt Bae di Ibu Kota London, Inggris.
Tindakan para pejabat komunis itu menurut netizen Vietnam amat ironis, karena delegasi tersebut bersantap di resto mewah di hari yang sama sepulang dari ziarah ke makam Karl Marx, sang pencetus teori komunisme yang amat dihormati di negara mereka. Sedikit informasi, mendiang Marx dimakamkan di TPU Highgate Cemetery, kawasan utara London. Sementara restoran milik Salt Bae berjarak 11 kilometer dari pemakaman tersebut.
Insiden makan-makan yang viral itu terjadi pada 2 November 2021, di sela lawatan delegasi pemerintah Vietnam menjelang pertemuan membahas perubahan iklim COP26, yang dihelat di Kota Glasgow, Skotlandia. Salah satu tokoh penting yang terpergok makan mewah adalah To Lam, selaku Menteri Keamanan Dalam Negeri. Bersama belasan delegasi pemerintah Vietnam lainnya, To Lam menikmati steak daging sapi dalam balutan foil dan piring bersepuh emas, yang ditaksir harganya per porsi mencapai US$2.000 (setara Rp28 juta).
Postingan pejabat Vietnam makan enak di restoran Nusr-e itu diunggah sendiri oleh Salt Bae ke akun TikTok-nya, yang memiliki 11 juta follower. Saat Salt Bae menyajikan potongan steak ke meja To Lam dengan gaya khasnya, para pejabat Vietnam terlihat mengacungkan jempol dan sumringah.
Sang chef asal Turki, yang bernama asli Nusret Gökçe, sepertinya tidak mengira postingan tersebut akan memicu gonjang-ganjing politik di salah satu negara penting Asia Tenggara. Postingan asli di TikTok langsung dihapus oleh Salt Bae, tapi terlanjur di-reupload ke Twitter, Facebook, hingga Instagram oleh netizen Vietnam.
Beberapa jam setelah reupload video memalukan itu seliweran di Facebook, tagar #saltbae mendadak terblokir secara global. Ada rumor bahwa pemblokiran itu dilakukan oleh pemerintah Vietnam. Facebook berjanji akan menggelar investigasi, karena mereka merasa tidak memblokir tagar apapun di hari kejadian.
Setelah jadi bulan-bulanan netizen, pemerintah Vietnam tampaknya sangat malu, dan berusaha menyensor semua olokan masyarakat. Salah satu yang kena imbas adalah seorang penjual bakmi pinggir jalan di Kota Da Nang, yang nyaris diciduk polisi pada 16 November lalu.
Pasalnya, pedagang bernama Bui Tuan Lam itu membuat akun medsos yang dia namai “Green Onion Bae”. Setiap menyajikan bakmi, dia akan menaburkan bawang ke kuah kaldu dengan gaya khas seperti dilakukan Salt Bae. Nusret Gökçe sendiri tenar di dunia kuliner internasional, karena atraksi menaburkan garam dan lada ke steak melewati sikunya yang terkesan dramatis.
Video Bui Tuan menirukan gaya Salt Bae saat masak bakmi viral dalam rekaman video sepanjang satu menit. Andai tidak ada skandal yang menimpa petinggi partai dua pekan sebelumnya, mungkin video atraksinya itu hanya dianggap lucu-lucuan. Apes bagi Bui Tuan, polisi mendatangi lapaknya, menganggap sang pedagang bakmi sedang mengolok-olok pemerintah.
Bui, saat diwawancarai Radio Free Asia, mengaku ada tiga polisi serta satu pejabat tanpa seragam datang ke rumahnya di Kota Da Nang. Mereka memaksanya hadir untuk interogasi tanpa membawa surat perintah resmi. Seingat Bui, salah satu aparat menyatakan dia akan dimintai keterangan “mengenai potensi tindak kriminal yang dapat mengganggu penyelidikan petugas.”
Karena aparat tidak membawa surat, pedagang berusia 38 tahun itu melawan balik. Dia menolak diangkut ke kantor polisi sampai jelas dakwaan apa yang menjeratnya. Video sang pedagang bakmi melawan aparat itu turut viral kemarin di kalangan netizen Vietnam.
Skandal ini jadi ramai, karena warga Vietnam menganggap tindakan para pejabat partai makan mewah di London sangat tidak patut. Akibat pandemi, sedang terjadi problem pengurangan pasokan sembako besar-besaran di Vietnam. Selain itu angka kemiskinan Vietnam sedang meningkat setahun terakhir, akibat perlambatan ekonomi dipicu oleh Covid-19. Ada dugaan Vietnam bakal mengalami krisis kelaparan di pedesaan sebagai imbas dari rangkaian problem tersebut.
Adapun, ketika dikonfirmasi terpisah oleh kantor berita Reuters, Bui Tuan mengaku tidak ada niat sama sekali mengolok-olok pejabat partai komunis Vietnam. “Saya sudah menirukan Salt Bae sebelum ada skandal, dan itu sepenuhnya untuk promosi buat calon pembeli di medsos. Warung bakmi saya makin ramai setelah menirukan aksi Salt Bae,” ujarnya.
Pemerintah Vietnam, yang sejak 1976 dikuasai sepenuhnya oleh Partai Komunis tanpa pesaing dari ideologi lain, dikenal kerap membungkam kebebasan ekspresi warga. Selama dua dekade terakhir, sudah ada puluhan pegiat HAM, pengamat politik, maupun jurnalis dipenjarakan karena dianggap kritis pada kebijakan negara.
Bui Tuan si pedagang bakmi mungkin tidak berniat mengejek pemerintah. Namun para pejabat di Hanoi diyakini pengamat sedang sangat insecure, lantaran persepsi publik tengah memburuk. Akibat kelengahan pejabat kemenkes, kasus penularan Covid-19 di Vietnam melonjak parah sejak April 2021. Alhasil, masyarakat sudah rutin mengkritik partai Komunis lewat medsos, dan kritikan jadi makin tajam gara-gara kelakuan beberapa pejabat makan enak di London.
Follow Heather Chen di Twitter.