PEMERINTAH Kota Bandung akan membantu memperbaiki ratusan rumah warga yang rusak akibat banjir yang terjadi di Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung. Saat ini pemkot Tengah melakukan
interventarisasi bangunan rumah warga yang rusak, terutama rusak berat.
“Kita akan bantu, kebetulan ada dana Baznas juga yang bisa dimanfaatkan. Nanti Asissten I, yang akan mengkoordinasikannya,â€?
kata Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna, Minggu (14/1).
Bantuan, lanjutnya, untuk bangunan yang jebol akibat arus air sungai Cikapundung. Kerusakannya beragam, ada juga yang setengah badan rumah hancur dan itu yang diprioritaskan.
Menurut data dari Kecamatan Sumur Bandung, rumah yang terdampak mencapai 229 unit. Sebanyak 11 rumah mengalami rusak berat, dan 29 rumah mengalami rusak ringan. Semua berasal dari RW 3,4,7, da 8
Kelurahan Braga.
Menurut Ema, untuk jangka panjang, konsep bangunan vertikal merupakan
solusi di daerah tersebut. Konsep tersebut, telah ada sejak Wali Kota
Bandung Ridwan Kamil.
Untuk itu, ia mengaku akan terus melakukan komunikasi intens dengan masyarakat. Mereka diupayakan untuk relokasi dengan bangunan vertikal. Tapi pemkot tidak ingin memaksakan dan akan dikomunikasikan instens dengan masyarakat.
Sementara itu untuk memebrikan pelayanan Kesehatan gratis bagi warga
yang terdampak banjir Braga, Dinas Kesehatan Kota Bandung telah
menyiagakan sebanyak 80 tenaga kesehatan, ambulans serta mendirikan
posko Kesehatan. Tenaga Kesehatan, telah melakukan pelayanan kesehatan
bagi warga sesaat setelah banjir terjadi pada Kamis (11/1) lalu.
“Kami siagakan ambulans, juga disiapkan posko kesehatan di Sampono, toko parfum yang ada di Jalan Braga. Insya Allah untuk obat-obatan dan peralatan semua lengkap dan posko akan dibuka hingga Senin (15/1),” kata Kepala Dinkes Kota Bandung, Anhar Hadian.
Dia memastikan, para petugas di posko kesehatan berjaga selama 24 jam
yang terbagi dalam 3 sif. Jumlah seluruh tenaga kesehatan yakni 80
orang.
Saat ini, kata Anhar, warga yang datang ke posko kesehatan mengeluh
demam, diare dan gangguan pernapasan. Ada pula lansia yang mempunyai
penyakit berat seperti jantung dan darah tinggi.
“Untuk warga yang sakit dan dirawat tidak dikenai biaya, kita punya UHC. Jangan sampai ada persoalan dalam perawatan. Ambulans pun
harus terus disiagakan,” tandasnya. (SG)