Sadar dirinya tinggal bersama lelaki yang bukan suaminya, Rebecca (bukan nama sebenarnya) secara terang-terangan mengaku kepada pemilik kontrakan tentang status hubungannya. Tidak masalah, katanya. Ia pun merasa lebih tenang dengan rencana kepindahannya ke Jakarta.
Sayangnya, situasi berubah dua pekan sebelum pindah. Ia sudah membayar sewa setahun full, tapi tiba-tiba ia diminta menikah dahulu. Pemilik kontrakan takut warga akan mempermasalahkan status hubungan mereka.
Pusing lah Rebecca. Saat itu tidak mungkin cari kontrakan lain, sudah kepalang tanggung. Biaya sudah keluar. Tinggal sendiri-sendiri juga sulit. Mereka tinggal bareng biar lebih hemat, untuk menabung biaya pernikahan resmi. “Karena mendesak buat ngontrak, akhirnya kita nikah siri, padahal kita enggak terpikir buat nikah siri, maunya nikah resmi,” kata Rebecca dalam podcast VICE ‘Census Nusantara’.
Sebenarnya ada satu opsi lain, dengan membeli sertifikat nikah palsu yang banyak dijual secara online. Namun Rebecca takut ada yang mempertanyakan. Sertifikat online itu tidak cukup valid.
Dari sekian pilihan yang muncul, Rebecca memutuskan nikah siri. Ia menunjuk Ismail CGN sebagai penghulunya. Cukup mengeluarkan biaya Rp1,5 juta, sertifikat dan buku nikah siri sudah bisa Rebecca dan suaminya pegang.
Nikah siri menjadi pilihan lantaran menikah secara resmi cukup sulit bagi mereka. “Kami beda agama, polemik keluarga, enggak disetujuin nikah pakai [adat] agama tertentu, masih nyari cara biar bisa adil,” katanya.
Alasan nikah siri seperti ini ternyata sudah beberapa kali Ismail temui. Dari sekitar 100 pasangan yang dia nikahkan selama setahun belakangan secara siri, sekitar sepuluhnya memiliki kesamaan kasus seperti Rebecca.
Bahkan ada alasan yang cukup random. Suatu malam, ada pasangan yang sudah berada di depan hotel. Ya kita tahu mereka mau ngapain. Tiba-tiba mereka telepon Ismail untuk bisa nikah secara siri. Ismail berprinsip selama kedua orang tua pasangan itu tahu, maka tidak masalah untuk nikah siri. Bahkan termasuk untuk orang yang sudah menikah sekalipun, misal mau menambah istri dengan siri, Ismail akan membantu menikahkan.
“Dasarnya ingin menghindari maksiat, enggak kuat hawa [nafsu]nya, batin enggak kuat, namun ekonomi mendukung. Dari pada jatuh ke perzinahan, mending masuk ke nikah siri,” kata Ismail CGN alias Ismail Cucu Guru Nazir.
Namun, tidak semua rencana pernikahan siri yang Ismail pandu berjalan lancar. Pernah ada perselisihan saat hendak menikahkan pasangan yang laki-lakinya sudah beristri. Istri pertama datang dan meminta si suami memilih bertahan dengan istri pertama, atau pindah sepenuhnya ke calon istri kedua. Laki-laki itu memilih kembali ke istri pertamanya.
Secara hukum, nikah siri dalam konteks menambah istri, bisa masuk pidana jika istri pertama tidak mengizinkan. Meski di lapangan mungkin banyak juga yang nikah siri tanpa sepengetahuan istri pertama. Sesuai namanya, siri bisa diartikan sebagai rahasia atau diam-diam. Menikah dengan publikasi hanya untuk keluarga inti atau kerabat terdekat. Meski makin ke sini implementasinya bisa jadi berubah makna.
Pembahasan lebih dalam tentang nikah siri bisa kamu dengarkan langsung di podcast VICE ‘Census Nusantara’. Ustaz Ismal bercerita awal mula dirinya menjadi penghulu nikah siri, hingga dampak nikah siri dalam pendataan anak dan ahli waris.
Kamu bisa langsung ke podcast VICE ‘Census Nusantara’ dengan Fathia Izzati, host yang akan memandu acara yang tayang sepekan sekali ini. Kamu bisa klik link di atas, atau ketik saja di kolom search Spotify pakai kata kunci ‘Census Nusantara’. Pasti ketemu kok.
Tidak hanya tentang nikah siri, lewat podcast ini, kalian bisa mengenal cerita-cerita menarik dari berbagai kota, dan kami yakin kalian bisa semakin paham betapa kaya dan beragamnya, atau anehnya fenomena masyarakat di nusantara ini.