Sebentar lagi Halloween akan tiba. Enggak ada cara yang lebih baik menyambut perayaan ini selain dengan menonton maraton film horor. Berhubung kebanyakan dari kita lagi enggak bisa ke mana-mana karena pandemi, bukankah makin seru kalau daftar tontonannya merefleksikan kekhawatiran kita dewasa ini?
Sama seperti Contagion yang mendadak populer di awal pandemi, film-film horor bertema karantina alias ‘quar-horror’ makin digandrungi sinefil, tak peduli kehidupan nyata mereka kurang lebih sama dengan yang ditampilkan di layar kaca.
Sejumlah studi menunjukkan tontonan seram dapat membantu seseorang meluapkan perasaan negatif dan kekhawatiran mereka. Penggemar film horor bahkan dikatakan mampu melewati masa-masa pandemi dengan lebih mudah daripada penggemar genre lain. Tak seperti kehidupan nyata, ketakutan yang dirasakan ketika menonton film horor hanya sementara dan enggak memiliki konsekuensi nyata.
Berikut delapan film ‘quar-horror’ yang bisa kalian saksikan selama Halloween. Pilihannya beragam dari super lebay, jelek tapi enggak ada salahnya buat ditonton, sampai film-film yang bikin kalian berpikir keras. Selamat menikmati!
“#Alive” (2020)
#Alive baru saja dirilis di Netflix September lalu. Film ini menceritakan tentang gamer (Yoo Ah-in) yang terpaksa di rumah saja selama wabah virus mengerikan melanda Seoul. Sama kayak kita, dia harus berjuang keras untuk bertahan hidup di tengah lockdown. Perbedaannya, virus di dalam film mengubah orang-orang yang terinfeksi menjadi zombie.
“Cam” (2018)
Cam adalah film horor psikologis yang menampilkan sisi gelap dari kecerdasan buatan dan webcam. Film yang tayang di Netflix ini mengajak penonton menyelami konsep identitas online dan menyaksikan betapa menakutkannya ketika kita kehilangan identitas tersebut.
Diperankan oleh Madeline Brewer, cam girl bernama Lola berusaha mencari tahu kenapa akunnya bertingkah aneh. Tanpa disangka-sangka, akun cam girl Lola dibajak oleh seseorang yang mirip dengannya. Selama ini, si “kembaran” selalu menggunakan nama Lola ketika melakukan siaran langsung.
Cam menyoroti keputusasaan seseorang ketika identitas mereka di internet dicuri orang lain. Apa yang dialami Lola sangat mungkin terjadi pada kita semua, yang belakangan ini semakin ketergantungan terhadap media sosial.
“Cargo” (2017)
Film yang dibintangi Martin Freeman mengisahkan perjuangan seorang ayah mencari tempat aman untuk bayinya di tengah serangan zombie yang membunuh penduduk desa Australia.
Kisah yang diangkat dalam film drama pasca-apokaliptik ini sangat relevan dengan hidup kita selama pandemi. Cargo menekankan nilai kekeluargaan yang mengharukan. Seperti Andy, kita memilih enggak bertemu sanak saudara terlebih dulu karena takut menularkan virus kepada mereka. Filmnya juga tak terlalu berat dan berlatar di pedesaan, bukan kota-kota besar seperti film zombie pada umumnya.
Netflix menayangkan Cargo di sejumlah negara.
“Host” (2020)
Host mungkin menjadi film ‘quar-horror’ yang paling menggambarkan 2020. Berlatar selama lockdown COVID-19, Host mengikuti enam anak muda yang meminta bantuan cenayang untuk memanggil arwah lewat video call Zoom.
Dirilis pada Juli, film pendek berdurasi 56 menit tersebut mengubah hal-hal sepele yang dialami sebagian besar orang tahun ini menjadi sesuatu yang amat menakutkan. Suara kresek-kresek, resolusi jelek dan panggilan terputus bukan sebatas gangguan sinyal menyebalkan saja, melainkan peristiwa mengerikan bagi para tokoh. Meski proses penggarapannya enggak sampai tiga bulan, sutradara Rob Savage sangat jeli menangkap kecemasan kita selama terjebak di rumah.
Host bisa ditonton di platform streaming film horor Shudder di sejumlah negara.
“It Comes at Night” (2017)
Dua keluarga terpaksa tinggal satu atap setelah selamat dari peristiwa apokaliptik. Mereka bekerja sama supaya makhluk jahat enggak masuk ke rumah. Lama-lama mereka menyadari hal paling menakutkan sebenarnya adalah kemungkinan yang dapat terjadi di antara penghuni rumah. It Comes at Night menyentuh tribalisme, isolasi dan paranoia.
Netflix menayangkan It Comes at Night di sejumlah negara.
“Stay at Home” (2020)
Disutradarai Kenneth Brown, film 15 menit Stay at Home mempertontonkan lelaki yang menghadapi ketakutan akan isolasi. Tinggal sendirian, dia menerima kotak misterius berisi ancaman. Dia harus melakukan semua perintahnya dengan benar kalau enggak mau “melepas sisi jahat yang terpendam”.
Film pendeknya tersedia di YouTube. Sejauh ini, Stay at Home telah ditonton lebih dari 322.000 kali.
“The Invitation” (2015)
Dalam film keluaran 2015 ini, semua hal menakutkan berlangsung sepenuhnya di dalam rumah. Tokoh utama menghadiri acara makan malam yang diadakan di rumah lamanya. Dia yakin mantan istri dan suami barunya memiliki niat jahat kepada para tamu.
Walaupun The Invitation bukan tentang pandemi, ketegangan di antara para tamu mencerminkan ketegangan keluarga yang dirasakan banyak orang karena kelamaan di rumah.
The Invitation tersedia di Netflix di sejumlah negara.
“Quarantine” (2008)
Filmnya mungkin dirilis 12 tahun lalu, tapi penonton sangat memahami apa maksud “karantina” di sini.
Quarantine menceritakan perjalanan wartawan bernama Angela (Jennifer Carpenter) dan kameramen Scott (Steve Harris) yang meliput kesibukan pemadam kebakaran shift malam untuk program reality TV. Suatu hari, mereka berdua mengikuti polisi yang menyelidiki jeritan misterius di sebuah apartemen Los Angeles.
Di sana, Angela dan Scott bertemu dengan perempuan yang menyerang orang lain dengan gigitannya. Usut punya usut, pemerintah rupanya telah menutup gedung itu untuk alasan keamanan. Dari penyelidikan itulah serangan mengerikan mulai bermunculan.
Quarantine tersedia di Netflix di sejumlah negara.