Sekelompok masyarakat terdampak banjir Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam video yang viral masih menyisihkan waktu dan tenaga menolong hewan-hewan di sekitarnya. Dalam video yang diabadikan akun TikTok L Cats Family (@lndshr), tersebar video evakuasi kucing yang coba dijemput menggunakan perahu.
Dalam video tersebut, diperlihatkan proses keliling mencari hewan, menyelamatkannya, dan mengumpulkannya di sebuah tempat pengungsian untuk dirawat kemudian. Video mengharukan ini langsung mendapat perhatian pengguna TikTok dan sudah diputar 1,5 juta kali di platform tersebut.
Melihat besarnya perhatian dari masyarakat, akun tersebut lantas mengumpulkan donasi pengguna Tik Tok lain yang berniat membantu aksi penyelamatan kucing di Kalsel. Update terbaru, sumbangan sudah dibelanjakan separuhnya dan bisa dilihat di video ini.
Hubungan masyarakat Indonesia dengan kucing memang sakral, wajar apabila kejadian semacam ini bukan kali pertama terjadi. Pada banjir tahun baru 2020 di Jabodetabek. Beredar berbagai foto masyarakat yang terekam sedang menyelamatkan binatang, khususnya para kucing-kucing malang. Salah satunya, dokumentasi tim Rescue Disaster Management Center dari Dompet Dhuafa berikut:
Selain itu, melalui pemberitaan ini terkumpul beberapa foto viral lain di tengah bencana banjir Kalsel. Ada seorang bapak yang menggendong tiga kucing sekaligus, ada juga yang menggunakan ember sebagai wadah menampung kucing menyusuri banjir. Ditambah, pemerintah juga turut terlibat dalam evakuasi kucing lewat Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) yang terjun langsung.
Kucing juga ternyata begitu spesial di hati rakyat negara lain. Amiruddin Mohamad Yusof, pemuda 37 tahun asal Kampung Paloh Hinai, Pahang, Malaysia, mendapat puja-puji internet setelah melakukan evakuasi kucing-kucing terdampak banjir di kampungnya, awal tahun ini. Menggunakan perahu untuk berkeliling, ia berburu pahala, mencari kucing yang enggak bisa ke mana-mana.
“Hari pertama banjir saya membereskan rumah dan meletakkan barang di tempat tinggi. Saat itu, kucing-kucing ini sudah naik ke atap karena air sudah mengelilingi rumah. Hari kedua, air makin naik. Saat itu lah saya ambil keputusan untuk selamatkan dan pindahkan kucing ke tempat yang lebih aman,” kata Amiruddin kepada mStar.
Kepala Seksi Peternakan Suku Dinas KPKP Jakarta Pusat Hasudungan menjelaskan, dalam situasi bencana, pemilik hewan peliharaan harus memperhatikan beberapa hal. Misalnya, menyiapkan sarana evakuasi seperti keranjang, kadang lipat dan P3K. Lalu, menghubungi 112 atau Dinas KPKP untuk mendapat bantuan evakuasi.
Apabila terpaksa mengungsi tanpa mampu membawa hewan peliharaan, diharap tidak meninggalkan hewan peliharaan dalam kondisi terkurung dalam kandang. Pastikan hewan peliharaan dibawa ke tempat tinggi dan disediakan makanan dan minuman cukup sampai bantuan datang. Pada banjir Jabodetabek awal 2020 lalu, pemerintah buka klinik hewan keliling di 11 titik wilayah Jakarta untuk memberi pertolongan medis kepada hewan terdampak banjir.
Selain dari pemerintah, organisasi pecinta hewan seperti Animal Defenders Indonesia (ADI) juga siap membantu. Pada banjir 2020 lalu misalnya, ADI membuka hotline untuk masyarakat yang butuh bantuan mengevakuasi hewan peliharaan yang terjebak banjir.
Senada dengan Dinas KPKP, pendiri ADI Doni Herdaru menjelaskan bahwa mengevakuasi hewan peliharaan saat bencana perlu memperhatikan beberapa hal. Pertama, biasanya hewan ditemukan dalam keadaan galak dan defensif, sebab sudah ditinggal oleh pemiliknya. Sehingga, para pengevakuasi diharap tidak memperburuk kondisi stres hewan tersebut. Kedua, langsung diberikan minum agar tak dehidrasi.
Ketiga, memeriksa luka-luka yang mungkin dialaminya. Kalau parah, langsung larikan ke klinik terdekat. Keempat, sama kayak apa yang KPKP sampaikan, kalau enggak bisa membawa hewan peliharaan mengungsi, sebaiknya hewan ditinggal dalam keadaan dilepas agar mampu mencari tempat aman sendiri.
“Saya sempat menemukan ada burung yang terjebak di kandang, tak bisa menghindari air yang naik, jadi meninggal,” kata Doni kepada Tirto.