Hadir lagi berita tahanan berhasil kabur dari penjara dengan cara menjebol tembok. Faisal dan Meki, dua tahanan Polsek Pontianak, berhasil menciptakan bolongan kebebasan diam-diam menggunakan sendok yang ditajamkan setelah mengetahui dinding sel mereka lapuk akibat umur. Kapolres Pontianak Leo Joko Triwibowo mengonfirmasi soal keuzuran tembok, tapi sembari mengklaim dinding masih cukup kuat kok.
Kedua tahanan tersebut kabur pada Kamis (19/2), mengalihkan kecurigaan petugas dengan pura-pura mengaji, diduga untuk menyamarkan bunyi gerusan sendok. Dari sana, mereka berdua menumpang mobil pick-up buah melewati Jalan Khatulistiwa menuju Kabupaten Sambas.
“Setelah jebol, keduanya masuk ke dalam lubang, lalu melewati celah antarbangunan. Lubangnya tidak cukup besar, saya juga heran kenapa tubuh mereka masih bisa lolos,” kata Kapolres Pontianak Leo Joko Triwibowo, dilansir Kompas. Keduanya dilaporkan baru menghirup udara kebebasan selama 12 jam sampai akhirnya tertangkap kembali. Meki ditangkap di rumahnya di Batulayang, Pontianak Utara, sementara Faisal ditangkap di Pemangkat, Kabupaten Sambas. Sebelum kabur, Faisal sudah ditahan sebulan, sedangkan Meki 20 hari.
Peristiwa memalukan ini memakan korban. Gara-gara ini, AKP Hery Purnomo dimutasi dari yang semula kapolsek Pontianak Utara menjadi kasubbag dalops Polres Kayong Utara. Sementara posisi kapolsek diisi AKP Feby Rando yang sebelumnya menjabat sebagai kasat reskrim Polres Kapuas Hulu. Hery sendiri turut mengonfirmasi berita pencopotan ini.
Oktober dua tahun lalu, kabur menggunakan sendok juga dilakukan dua narapidana di Madura. Matrawi (37) dan Abdul Baidi (32), berturut-turut adalah napi kasus KDRT yang divonis 2 tahun 6 bulan dan napi kasus narkoba tervonis 6 tahun. Gokilnya, Matrawi sebagai otak operasi bukan hanya menjebol satu, tapi dua dinding sel sekaligus menggunakan sendok makan.
Ini adalah keberhasilan ketiga Matrawi kabur dari penjara. Sebelumnya, ia pernah ngacir juga pada 2018 dan Juni 2019. Kejadian terbaru terasa makin spesial sebab dilakukan dalam keadaan kaki dan tangan dililit borgol rantai.
“Matrawi kabur setelah merusak satu borgol di tangannya. Sedangkan, borgol lainnya masih lekat di tangannya. Kemudian, rantai di kakinya juga dilepas tanpa dirusak. Di sel isolasi itu sebetulnya kami sudah memberlakukan maximum security. Tangan Matrawi diborgol dua, dan kakinya dirantai, entah gimana kok bisa kabur lagi,” keluh Kepala Rutan Sumenep Beni Hidayat kepada Kumparan.
Menggunakan sendok sebagai alat melarikan diri dari penjara ternyata punya sejarah panjang. Kasus serupa pernah diberitakan terjadi pula di penjara Alcatraz, Amerika Serikat, pada 1962. Narapidana perampokan bank bernama Frank Lee Morris, Clarence Anglin, dan John Anglin berhasil mengelabui penjara berkeamanan tinggi tersebut, membuka bagian belakang sel dengan sendok tajam dan merangkak keluar ke atap melalui saluran ventilasi.
Tapi, nominasi napi kabur paling savage kayaknya layak disematkan ke empat pelarian penjara Lumajang pada November 2020 deh. Soalnya, setelah menjebol dinding penjara dan dinding kayu rumah warga yang dempet penjara, mereka sempat-sempatnya meninggalkan sepucuk surat yang ditujukan kepada polisi dan warga yang rumahnya dijebol tersebut. Isinya: “Maaf numpang lewat, kami rindu keluarga.”