Jika kalian rajin mantengin TikTok selama pandemi, kalian pasti enggak akan melewatkan seri video fashion pendek yang populer banget di platform tersebut. Video-video itu menggambarkan betapa anak muda di kota besar Tiongkok macam Beijing, Shanghai, atau Shenzen punya selera fashion yang amat canggih.
Jalanan Tiongkok penuh model yang keren dan percaya diri menampilkan gaya masing-masing, biasanya dalam format slow motion. Bayangkan ini seperti kemeriahan Distrik Harajuku, tapi dalam versi berkali-kali lipat lebih massif.
Video macam itu mulai populer awal Juli 2020. Kontennya berisi kompilasi rekaman candid anak muda yang lalu lalang di trotoar kawasan kota besar Tiongkok. Outfit yang dikenakan “kelas sultan” semua, misalnya Balenciaga, Off-White, hingga Gucci. Video tersebut mudah kalian temukan lewat tagar #chinesestreetfashion, yang secara total sudah meraup 290 juta views.
Malah, sudah ada beberapa anak muda di Indonesia meniru format video tersebut (meski mengundang kritikan dan meme sindiran, karena kurang bernuansa tropis atau malah gagal mencerminkan situasi riil di jalanan perkotaan Tanah Air).
Adapun video street style yang populer itu merupakan penanda, betapa Tiongkok kini menjadi raksasa ekonomi dunia. Sehingga muda-mudi di sana menikmati peningkatan daya beli untuk menggunakan produk brand-brand fashion ternama. Selain itu, karena dunia semakin mengglobal, anak muda Cina juga bisa mengutak-atik bermacam pengaruh fashion menjadi identitas mereka sendiri.
Intinya, video street style muda-mudi Tiongkok enak ditonton saat malas-malasan di rumah, atau ketika kalian butuh informasi padu padan outfit keluar rumah. Masalahnya cuma satu, berbagai video itu asalnya dari mana sih? Pengguna TikTok yang demen fashion asal Tiongkok? Tapi kan aplikasi TikTok bahkan tidak tersedia di Cina.
Setelah ditelusuri, ternyata sumbernya adalah aplikasi Douyin, semacam TikTok khusus untuk pasar Tiongkok. Kedua aplikasi itu bisa dibilang bersaudara, karena sama-sama dibikin oleh startup teknologi ByteDance yang bermarkas di Beijing.
Plus, kalau kita mendengar pengakuan Shirying Tay, pengguna Douyin berusia 20 tahun yang kini bermukim di Hawaii, ada informasi penting yang mungkin bakal mengecewakan peminat #chinesestreetfashion.
Kata Tay, nyaris semua sosok yang muncul dalam video-video tersebut adalah influencer medsos Negeri Tirai Bambu. Videonya mayoritas tidak direkam diam-diam oleh pejalan kaki random, melainkan diarahkan penata gaya dan kameramen profesional (lah, kalau gitu, tim street style Indonesia ga perlu berkecil hati ya, sama-sama dirancang juga kok).
Kata Tay, kameramen memang sengaja mendatangi kawasan perbelanjaan populer, janjian ketemu sama para influencer itu yang diminat berdandan seunik mungkin. Meski, dalam kasus yang amat langka, kadang memang mereka menemukan pejalan kaki yang outfit-nya asyik banget, sehingga ikut direkam.
“Tren ini dimulai ketika banyak seleb di Tiongkok mengunggah video outfit harian mereka ke akun medsos pribadi. Banyak orang jadi kepengin bikin video sejenis, selanjutnya tren konten ‘street style’ itu bermunculan,” kata Tay kepada VICE.
Keterangan ini menjelaskan kenapa sebagian sosok yang tampil di video ‘street style’ Tiongkok amat cocok muncul di runway peragaan busana. Karena sebagian dari mereka memang model profesional. Kata Tay, beberapa sosok dalam video-video yang viral bahkan mengenakan busana dari brand yang sengaja minta endorse.
“Kalau di TikTok mungkin enggak kelihatan, tapi buat kami pengguna Douyin, bisa dibaca kok ada tag khusus yang mengarahkan kita ke brand tertentu yang produknya dipakai model dalam video tersebut,” ungkapnya.
Tay termasuk salah satu yang mempopulerkan video macam ini ke Amerika Serikat pada awal Juli lewat TikTok, yang berujung pada meledaknya popularitas video street style ke negara-negara lain. Dia sekadar ingin berbagi tren fashion di negaranya, bukan untuk mengesankan betapa Tiongkok kini menjadi surga pecinta busana.
“Siapa yang menyangka kalau video itu ternyata viral. Banyak orang ikut-ikutan tren dan membuat video serupa di negara masing-masing,” kata Tay.
Salah satu video yang diunggah Tay, lantas mengawali tren street style, bisa kalian lihat di bawah. Nama akun Tay adalah @sh1ryinyin, dan video tersebut sudah memperoleh 4,7 juta likes hingga artikel ini dilansir. Bisa dibilang, video ini akhirnya menciptakan TikTok Challenge baru.
TikTok, bagi yang belum tahu sejarahnya, dilansir pertama kali pada 2017, khusus untuk menyasar pasar selain Tiongkok. Aplikasi ini benar-benar meledak di berbagai negara awal 2020, karena orang butuh hiburan selama di rumah aja. Berbagai tren lantas datang dan pergi, seiring meningkatnya popularitas aplikasi tersebut. Belum jelas kapan #chinesestreetstyle akan meredup. Tapi untuk sementara, tren ini berhasil menguasai dunia.
Follow Miran di Instagram.
Artikel ini pertama kali tayang di VICE Asia