Home People Who Inspire Nike Frans: Gizi Masyarakat, Semakin Dipelajari Semakin Menarik

Nike Frans: Gizi Masyarakat, Semakin Dipelajari Semakin Menarik

5883
0

Halo, pembaca Basodara.com! Di tengah-tengah kesibukan dan padatnya aktivitas, salah satu Tim Basodara.com berkesempatan untuk berbincang-bincang singkat dengan Nike Frans, tokoh inspiratif kita kali ini, tentang pengalaman melamar beasiswa ke luar negeri dan gizi masyarakat. Yuk, cek langsung di bawah!

 

Halo, Nike. Pertama-tama, bisa perkenalkan diri ke pembaca Basodaracom?

Halo, Basodaracom. Saya Nike, lengkapnya Nike Frans. Saya orang SoE, lahir besar di SoE, lalu merantau sejak SMA dan sekarang kembali di NTT. Saya tertarik dan memang bekerja di sektor gizi dan kesehatan masyarakat 🙂

 

Sekarang kesibukan Nike apa?

Sekarang-sekarang ini saya sedang belajar tentang program-program gizi dan kesehatan secara umum, dan bagaimana aplikasikan program tersebut di masyarakat.

 

Nah, tim Basodaracom mendapatkan info kalau Nike adalah alumnus penerima beasiswa Fulbright dari NTT. Bisa diceritakan sedikit bagaimana perjuangan mendapatkan beasiswa tersebut?

Sipp. Jadi sejak lulus SMA dan kuliah S1, saya sudah bercita-cita untuk sekolah di luar negeri. Alasannya sederhana, hanya ingin belajar ke tempat jauh saja. Waktu kuliah, saya dimotivasi oleh teman dan dosen yang juga tertarik kuliah di luar negeri. Saya sudah lihat-lihat persyaratan beasiswa sejak kuliah. Setelah lulus S1, saya siapkan lamaran beasiswa sambil bekerja di lembaga penelitian IRGSC di Kupang. Di IRGSC, rekan kerja dan pimpinan sangat mendukung bahkan mendorong saya untuk kejar beasiswa.

Di tahun pertama, aplikasi beasiswa saya gagal total. Bahkan tidak lolos tahap administrasi. Sempat sedih, tapi saya sadari saya butuh aplikasi yang lebih kuat untuk bisa lolos, salah satunya adalah dengan aktif bekerja dan berkegiatan. Saya tidak menyerah. Saya pun mendaftar ke beberapa beasiswa. Saya perbaiki lagi skor TOEFL saya sambil belajar membuat aplikasi yang lebih baik. Sampai suatu waktu, saya mendapat respon positif dari beasiswa Fulbright yang dikelola AMINEF. Saya ikuti saja alurnya sampai saya berangkat ke USA.

 

Bagaimana perasaan Nike pertama kali ketika menerima kabar bahwa Nike lolos Fulbright? Dan apakah jurusan yang diambil di USA berkaitan dengan ketertarikan Nike di sektor gizi dan kesehatan masyarakat?

Sebenarnya perasaannya sangat bervariasi. Tahapan lolosnya ‘kan banyak, dimulai dari lolos administrasi. Senang, tapi gugup karena harus hadapi interview. Setelah lolos interview, senang tapi kuatir juga dengan tes TOEFL IBT dan GRE yang lumayan membingungkan itu. Setelah kedua tes itu, masih was-was apakah akan diterima di kampus mana. Jadi, perasaannya campur aduk, tapi tentu sangat bersyukur untuk kesempatan itu.

Jurusan yang saya ambil di Kansas State University memang sesuai dengan minat saya sejak awal: Public Health Nutrition. Jadi belajar tentang aplikasi gizi di masyarakat.

 

Menurut Nike, apa poin paling penting dalam melamar beasiswa ke luar negeri?

Jangan mudah menyerah :D. Tidak semua orang bisa sekali melamar langsung diterima. Banyak yang perlu mencoba beberapa kali, dan itu biasa. Persaingan sangat ketat. Jadi, usaha terus sambil tingkatkan kapasitas pribadi.

 

Ketika kuliah di USA, apa tantangan terbesarnya? Dan hal apa yang paling menyenangkan yang dialami di sana?

Tantangannya terutama saat berusaha menyelesaikan tugas akhir, praktik magang, dan tugas-tugas kuliah lain di semester yang sama. Di program Master of Public Health di KSU, tanggungan SKS kami cukup tinggi, selain wajib untuk magang di institusi yang berkaitan dengan public health.

Yang paling menyenangkan buat saya, selain bisa mengecap perkuliahan di USA dan belajar banyak dari profesionalitas para pengajar, saya paling menikmati musim semi yang penuh bunga 😀

 

Nah, kita ke topik gizi dan kesehatan masyarakat. Apa yang sebenarnya mendasari Nike mula-mula sehingga bisa tertarik dengan gizi dan kesehatan masyarakat?

Sebenarnya awalnya saya tertarik tentang gizi setelah sudah kuliah di Malang. Semakin dipelajari, semakin menarik. Saya belajar bahwa makanan yang kita makan sehari-hari itu sangat mempengaruhi masa depan kita. Kita bisa sakit karena makanan, kita bisa sembuh dengan mengatur pola makan, anak-anak bisa tumbuh dan berkembang dengan makan makanan yang tepat. Lalu dibandingkan cabang gizi lainnya, saya paling tertarik di gizi masyarakat, di mana ilmu gizi diterapkan dalam bentuk program di suatu komunitas.

 

Bagaimana pandangan personal Nike tentang gizi dan kesehatan masyarakat di NTT?

Dari segi gizi anak, NTT selalu di peringkat pertama dalah hal gizi buruk dan stunting. Pengamatan saya, kita belum cukup paham tentang pentingnya memberi makan sehat dan beragam untuk bayi dan ibu hamil (serta masyarakat pada umumnya).

 

Apakah ada cara-cara yang bisa dilakukan, baik secara orang perseorangan maupun kelompok, yang bisa membantu masyarakat umum untuk memahami pentingnya makan sehat dan beragam seperti yg disebutkan di atas?

Kita bisa saja mulai dari diri sendiri. Makanlah berbagai jenis sayur dan buah dalam jumlah yang banyak. Aturannya di piring makan itu, setengah piring itu harusnya diisi dengan sayur dan buah, setengahnya lagi makanan pokok dan lauk. Lalu kurangi makanan-makanan yang diproses di pabrik, utamakan makanan segar.

Lalu membawa pesan gizi ke keluarga yang punya bayi. Kenapa penting sekali gizi anak? Karena sel-sel otak itu bertumbuh hingga 80% sejak bayi di dalam kandungan sampai usia 2 tahun. Setelah itu, otak masih berkembang, tapi sekitar 20% saja. Jadi, masa kehamilan sampai usia baduta (bawah dua tahun) dan balita (bawah lima tahun) itulah masa di mana makan anak perlu benar-benar dijaga untuk menopang pertumbuhan fisik dan intelektual. Anak yang sehat akan tumbuh menjadi murid yang cerdas, akan menjadi tenaga kerja yang bersaing, dan ke depan akan berkontribusi dalam pembangunan. Ini mengapa gizi itu disebut sebagai dasar pembangunan suatu bangsa.

Di komunitas, kita bisa kerjasama dengan Dinas Kesehatan dan LSM terkait untuk bantu kampanyekan atau dampingi masyarakat dalam menerapkan gizi seimbang. Untuk tahu pedomannya, bisa lihat di Pedoman Gizi Seimbang dan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) dari Kemenkes.

 

Setuju! Menurut Nike, apakah peran dari pemerintah sendiri sudah cukup untuk menangani masalah gizi dan kesehatan masyarakat di NTT?

Pemerintah bekerja sesuai tupoksi masing-masing. Gizi ini bukan masalah kesehatan saja. Penyebabnya kompleks sehingga perlu perhatian dari lintas sektor di pemerintah dan swasta. Kasihan juga kalau yang kena getah hanya Dinas Kesehatan atau LSM di bidang kesehatan. Kalau mau tangani masalah gizi, tidak cukup pemerintah sendiri, atau yayasan kesehatan sendiri, ini perlu sama-sama dikerjakan oleh lintas sektor publik, swasta, dan masyarakat.

 

Secara keseluruhan, apakah ada potensi yang bisa dikembangkan di bidang gizi dan kesehatan masyarakat? Karena kita sering membaca berita di media-media, mereka selalu menyoroti gizi buruk di NTT, padahal pasti ada potensi-potensi baik yang bisa diangkat dari bidang gizi dan kesehatan masyarakat. Bagaimana opini Nike tentang hal ini?

Potensi kita adalah makanan lokal yang lezat dan bergizi. Seringnya makanan lokal tidak dimanfaatkan dan dilestarikan karena digantikan oleh makanan-makanan instan yang rendah sekali kadar gizi, serta punya kandungan garam dan pengawet yang tinggi. Makanan lokal juga tidak dimanfaatkan, salah satunya adalah kembali lagi, kurangnya pengetahuan akan hubungan makanan bergizi dengan masa depan anak, dan kurangnya pengetahuan akan potensi makanan lokal. Makanan kemasan dari pabrik sering diartikan ‘lebih baik’ atau ‘lebih modern’, padahal kenyataannya terbalik. Yang paling baik adalah makanan segar yang bisa dibudidayakan di daerah masing-masing.

 

Baik kalau begitu, Nike. Adakah saran, masukan, atau pesan untuk teman-teman muda NTT yang sedang belajar tentang gizi atau sekarang sedang bekerja di sektor gizi?

Sarannya (termasuk ke diri sendiri), belajar terus tentang gizi dan terapkan itu dimulai dari diri sendiri. Tetap semangat menjadi pembelajar dan pendidik, bekerja sama dengan berbagai pihak untuk anak-anak sehat di bumi Flobamora.

 

Siap! Nah, sesi wawancara sudah mau berakhir nih. Ada beberapa pertanyaan ringan berikutnya yang wajib dijawab dengan spontan ya :D.

 

Gambarkan diri Nike dalam 3 kata.

Doubter and believer 😀

 

3 orang paling berpengaruh dalam hidup?

Mama, papa, kakak.

 

3 tempat di NTT yang sangat ingin ditinggali?

Berat sekali :D. Belum tahu yang mana, belum cukup keliling. Tapi, saya lumayan suka di SoE, Nduaria, Ende.

 

3 makanan/minuman khas NTT yang paling difavoritkan?

Es kelapa muda/es saboak, sambal tomat mentah, sayur ujung labu.

 

3 hobi yang sedang ditekuni dalam 3 tahun terakhir?

Latihan yoga, foto bunga, masak/bikin makanan sehat.

 

3 buku yang sedang/sudah selesai dibaca dalam 6 bulan terakhir?

Buddhism: Plain and Simple; Introduction to Yoga (lupa judul lengkapnya); Angel and Demon.

 

3 (+2) lagu favorit yang sedang didengarkan semingguan ini?

  1. Rosie (John Mayer)
  2. Live High (Jason Mraz)
  3. Perfect (cover lagu Ed Sheeran by Hearts and Colours)
  4. Gorgeous (Taylor Swift)
  5. Living in The Moment (Jason Mraz)

 

Kesan dan pesan utk web Basodaracom, dong 😀

Kesan: positif, kreatif inspiratif terutama buat anak-anak muda

Pesan: semangat kakak-kakak di balik Basodaracom, biar anak muda NTT makin positif dan optimis 🙂

 

Terima kasih, Nike, sudah luangkan waktu untuk berbagi dengan Basodara.com. Selamat melanjutkan aktivitas!

Terima kasih, Basodara.com, sudah ajak saya bergabung! 😀

 

Nah, itu dia obrolan singkat kami dengan Nike Frans. Teman-teman pembaca yang ingin berintraksi dengan Nike untuk bertanya lebih lanjut tentang beasiswa atau gizi bisa menghubungi Nike di:

Facebook: Nike Frans

Twitter: nikefrans

Surat elektronik: nikefranszz@gmail.com

 

Semoga bisa menginspirasi kita semua ya! Salam Basodara! 😉