Home Uncategorized Amit-Amit Deh, Cowok Sebentar Lagi Bisa Ngajak Cewek Kenalan Dibantu Chatbot

Amit-Amit Deh, Cowok Sebentar Lagi Bisa Ngajak Cewek Kenalan Dibantu Chatbot

312
0
amit-amit-deh,-cowok-sebentar-lagi-bisa-ngajak-cewek-kenalan-dibantu-chatbot

Dear cowok, kamu merasa kurang beruntung mencari kenalan di Tinder? Kamu sudah berupaya pasang foto dan biodata yang oke, tapi herannya kamu susah sekali mendapat match. Rasanya seperti buang-buang waktu saja, bukan?

Kalian para cowok tak perlu lagi khawatir soal ini. Kabarnya, ada aplikasi yang akan mempermudah proses pencarian pacar, spesial buat kamu-kamu yang masih bujangan. Aplikasi ini dilengkapi teknologi chatbot yang berfungsi memulai obrolan. Kamu tinggal duduk manis, dan match datang dengan sendirinya. Perempuan yang nge-match sama kamu enggak bakal tahu kalau sebetulnya robot yang mengajak mereka ngobrol.

Bernama CupidBot, aplikasi ini sudah masuk tahap beta. Algoritma akan “mencarikan perempuan sesuai seleramu” hingga match, baru setelahnya chatbot mengambil peran pemantik obrolan. Kamu beneran enggak usah ngapa-ngapain sampai kenalan mengiakan ajakan kencan. Chatbot-nya dapat digunakan di berbagai aplikasi.

Lantas bagaimana algoritma bisa tahu perempuan seperti apa yang kamu sukai? Juru bicara CupidBot menjelaskan, algoritma dilatih dari data match pengguna pada aplikasi kencan lain. Aplikasi akan secara otomatis nge-swipe kanan profil perempuan yang mirip-mirip match di masa lalu.

Staf Motherboard, rubrik teknologi VICE, sudah berlangganan aplikasi beta CupidBot untuk menjajalnya. Sayangnya, kami harus menunggu giliran hingga 31 Maret nanti.

CupidBot kabar baik bagi laki-laki, namun mimpi buruk bagi kaum perempuan. Mereka mesti teliti mencerna obrolan bersama match agar tidak terkecoh oleh chatbot. Pasalnya, aplikasi ini tidak akan mengungkapkan pengguna telah mengaktifkan fitur bot. “Kami sangat menyarankan pengguna memberi tahu kebenarannya setelah mereka mendapatkan nomor kenalan perempuan,” tegas juru bicara. Itu artinya kamu perlu membuktikan dirimu semenarik kesan yang ditunjukkan oleh bot kalau tidak mau kenalan ilfil sama kamu.

Juru bicara mengklaim tujuan aplikasi ini dikembangkan bukan untuk mengandalkan teknologi AI sepenuhnya, atau “mengobjektifikasi perempuan”. Para pengembang justru ingin “memaksa Tinder mengevaluasi ulang mekanismenya” dan “membantu mencairkan obrolan untuk para pengguna”.

Ide CupidBot muncul berkat fakta bahwa obrolan menjadi pertimbangan utama perempuan sebelum menyanggupi ajakan bertemu langsung. Sebuah jajak pendapat menunjukkan, kemungkinan perempuan ogah berkencan dengan match lebih tinggi jika balasan yang mereka terima dari laki-laki kurang meyakinkan. Teknologi chat AI digadang-gadang mampu memperkecil kemungkinan tersebut.

Berdasarkan keterangan di situsnya, CupidBot dikembangkan oleh “mantan engineer Tinder yang berdedikasi meningkatkan kehidupan kencan pria”. Mereka percaya laki-laki amat dirugikan oleh sistem kencan online.

“Walau siapa saja bisa menggunakan CupidBot, kami mengembangkan teknologi ini untuk pria yang biasa-biasa saja, yang kesusahan menemukan match,” tutur juru bicara.

Para pengembang tak menyangka robot makcomblang ciptaan mereka viral sebelum waktunya diluncurkan secara resmi. Mereka masih merahasiakan informasi developer, dan belum bersedia bicara banyak tentang proyeknya.

Mereka ngaku-ngaku mantan staf Tinder, tapi tidak menunjukkan buktinya. Menurut juru bicara, para pengembang miris melihat betapa seringnya laki-laki dibuat kecewa oleh tempat kerja mereka dulu. “Aplikasi kencan meraup keuntungan dari interaksi berkelanjutan, sehingga tidak mengutamakan kepentingan pengguna,” terangnya. “Sistem yang dirancang seperti ini sangat merugikan pria yang ingin berkencan dengan perempuan. Mengingat dampak psikologis yang nyata terhadap anak muda, khususnya lelaki muda, terkait kesuksesan atau kegagalan berkencan, sudah menjadi modus operandi Tinder untuk menghilangkan [koneksi] sosial.”

Para pengembang mengklaim mayoritas pengguna Tinder berjenis kelamin laki-laki (sesuai yang ditampilkan dalam situs Statista, namun belum dikonfirmasi langsung oleh Tinder). Kata mereka, laki-laki punya motif dan perilaku yang berbeda saat menggunakan aplikasi kencan dibandingkan dengan perempuan. “Kebanyakan perempuan cenderung menyukai profil 5% teratas, sedangkan beberapa menjadikan aplikasi kencan sebagai ajang mencari validasi,” tukas juru bicara. Ditambah lagi, perempuan kelamaan mikir sebelum menggeser profil ke kanan.

Pada kenyataannya, perempuan juga sangat dirugikan oleh aplikasi kencan. Mereka kerap menjadi korban pelecehan baik saat chattingan maupun ketika bertemu langsung oleh kenalan Tinder-nya. Bukan sekali dua kali muncul kasus perempuan dikuntit, bahkan diserang jika mereka menunjukkan ketidaktertarikan terhadap lawan bicara di aplikasi. Perempuan berhati-hati memilih kenalan secara online guna mencegah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Dan sekarang ada chatbot yang bertingkah seolah-olah kita berbicara dengan pria baik-baik? Tampaknya akan semakin sulit bagi perempuan memastikan kenalan Tinder mereka bukan orang jahat.