Home Uncategorized Ilmuwan Memecahkan Misteri Hilangnya Penduduk Satu Pulau Samudra Atlantik di Abad 16

Ilmuwan Memecahkan Misteri Hilangnya Penduduk Satu Pulau Samudra Atlantik di Abad 16

760
0
ilmuwan-memecahkan-misteri-hilangnya-penduduk-satu-pulau-samudra-atlantik-di-abad-16

Konon ada koloni Inggris yang menempati Pulau Roanoke di North Carolina, Amerika Serikat lebih dari empat abad lalu atau tepatnya pada 1587. Begitu persediaan menipis, sejumlah penghuni menjalankan misi untuk meningkatkan persediaan kebutuhan pokok.

Begitu akhirnya bisa pulang pada 1590 setelah tertimpa cuaca buruk, mereka mendapati pulaunya tak lagi berpenghuni. Sama sekali tak ada tanda kehidupan di sana. Yang tersisa hanyalah ukiran “CROATOAN” di sebuah batang pohon.

Penduduk yang tidak ikut misi hilang begitu saja. Sudah dicari ke mana-mana tapi hasilnya nihil. Sejak itulah Koloni Roanoke menjadi misteri yang paling menghantui Amerika.

Buku baru berjudul The Lost Colony and Hatteras Island menawarkan kumpulan bukti yang bisa mengakhiri misteri itu. Ditulis oleh sejarawan lokal Scott Dawson, bukunya mengonfirmasi spekulasi yang paling santer terdengar. Penduduk Roanoke hidup bersama penduduk asli di pulau Hatteras untuk mengatasi keterbatasan persediaan. “CROATOAN” bukanlah petunjuk misterius, melainkan nama suku yang menetap di sana.

Dawson dan istri, Maggie, mendirikan Croatoan Archaeological Society untuk menyelidiki misteri ini. Bersama sejumlah tim arkeolog, sejarawan, ahli botani, geolog dan peneliti di kawasan North Carolina, mereka mengais bukti-bukti seputar “Lost Colony”. Para arkeolog Universitas Bristol di Inggris, dibantu oleh antropolog Universitas Michigan, bahkan sudah satu dekade lebih menggali informasi. Tim Dawson membantu pencariannya setelah mendirikan Croatoan Archaeological Society. Penelitian mereka berlangsung 11 tahun.

Sejumlah teori liar bermunculan seputar Koloni Roanoke yang hilang. Misterinya juga sering diangkat jadi film dan cerita fiksi. Harlan Ellison menulis buku sci-fi Croatoan. Stephen King menyinggungnya dalam backstory program miniseri TV Storm of the Century. Komik Batman dan Superman merujuk koloni tersebut. Musim keenam American Horror Story bahkan terinspirasi oleh misteri ini.

Dari semua spekulasi yang beredar, ada satu konspirasi yang paling gila dan kejam. Penduduk asli yang menyambut kedatangan mereka digambarkan sebagai pembantai Koloni Roanoke. Untung saja, The Lost Colony and Hatteras Island sudah meluruskan ini.

Istilah “Lost Colony” sendiri mulai dipopulerkan oleh cerita majalah yang terbit pada 1837. Ceritanya memperkenalkan sosok mitos Virginia Dare, anak keturunan Inggris pertama yang lahir di tanah Amerika. Dia diyakini salah satu penduduk Roanoke yang hilang. Sebagai “anak kulit putih” pertama di Dunia Baru, Virginia menjadi simbol kuat di kalangan nasionalis kulit putih. Jadi perannya tak sebatas tokoh utama dalam banyak cerita Roanoke saja.

Menurut Dawson, cerita ini hanya mitos belaka. “Mereka tidak pernah hilang. Legendanya dibuat-buat. Selesai sudah misterinya,” Dawson dengan lugas memberi tahu harian Virginian-Pilot.

Belasan tahun tim peneliti dan arkeolog menggali situs-situs di Pulau Roanoke yang mendukung teori ‘Lost Colony’ melebur dengan populasi suku asli.

Pada 2015, National Geographic menguraikan penemuan mangkuk bergaya Inggris yang pecah, gagang pedang, dan pecahan papan tulis yang berserakan di antara sisa-sisa jasad anggota suku Indian Croatoan di pulau Hatteras. “Bukti menunjukkan mereka berasimilasi dengan penduduk asli Amerika sambil membawa barang-barang mereka,” tutur arkeolog Mark Horton dari Universitas Bristol, dilansir National Geographic. Pasutri Dawson beserta organisasinya mensponsori penelitian Horton, dan mengumpulkan penemuannya sendiri.

Bukti-bukti yang dipaparkan dalam buku The Lost Colony and Hatteras Island sudah cocok dengan teori asimilasi, tapi Koloni Roanoke masih saja diliputi misteri. Bahkan pada 1590, penduduk yang menjalankan misi saja berasumsi rekan-rekan mereka tinggal bersama suku asli yang bertetanggaan. Orang Inggris juga melancarkan operasi SAR, tapi terkendala cuaca buruk. Mereka tidak bisa mencapai pulau Hatteras. Penjelajah John Lawson mengunjungi pulau itu pada 1701, dan melaporkan sejumlah penduduk Hatteras mengklaim “nenek moyang mereka berkulit putih”.

The Lost Colony and Hatteras Island takkan menjadi karya tulis terakhir yang menceritakan Koloni Roanoke, tapi buku Dawson merangkum sederet bukti yang bertujuan mengakhiri mitosnya.

“Kalian merampas sejarah mereka dengan bertingkah Croatoan hanyalah sebatas tanda misterius,” Dawson menegaskan kepada Virginian-Pilot. “Keberadaan orang-orang ini sangat berarti.”

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US.