Home Uncategorized Menyambangi Al Madam, Desa Mati yang Terkubur Padang Pasir

Menyambangi Al Madam, Desa Mati yang Terkubur Padang Pasir

500
0
menyambangi-al-madam,-desa-mati-yang-terkubur-padang-pasir

“Saya tahu desa ini setelah Googling, ‘Destinasi wisata terbaik di Dubai’,” tutur Jason, lelaki ekspat asal Inggris yang saya temui di Uni Emirat Arab pada November lalu.

Tempat yang ia maksud adalah Al Madam, desa kecil yang menyimpan segudang misteri hanya satu jam dari Dubai. Al Madam dulunya merupakan permukiman orang Arab yang relatif sepi. Hanya ada 12 rumah penduduk dan satu masjid sejak desa itu berdiri pada 1975. Namun, entah kenapa, orang-orang mendadak pergi meninggalkan rumah mereka sekitar 10 tahun kemudian.

“Saya coba tanya-tanya tentang desa ini ke warga setempat. Mereka bilang takut berkunjung ke sana karena tempatnya angker,” Jason melanjutkan. “Saya semakin penasaran untuk datang ke tempat itu. Memang sih, saya seperti merasakan kehadiran makhluk halus saat di sana. Atau mungkin, itu cuma sugesti saja.”

Rumor tentang desa berhantu menyebar luas setelah Al Madam kosong ditinggal oleh para penghuninya. Ada yang percaya jin penunggu desa itu mengusik ketenangan warga. Beberapa menyebut makhluk gaibnya berwujud Umm Al Duwais, jin perempuan dari cerita rakyat yang terkenal di UEA. Jin itu diyakini suka menggoda orang-orang yang melintasi gurun dengan aroma parfum dan parasnya yang cantik.

Al Madam, UAE – rumah bergaya modern berdiri di tengah gurun pasir

Al Madam

Pada 2018, tim Yayasan Seni Sharjah mengunjungi Al Madam dan melakukan investigasi untuk meluruskan misteri-misteri yang beredar di publik. Hasil penelusuran mereka disuguhkan dalam video dokumenter berjudul The Landing setahun kemudian.

Tak ada satu pun penduduk asli yang dapat diwawancara lantaran mereka telah meninggal dunia. Akan tetapi, menurut kesaksian para warga di desa tetangga, Al Madam sebelum berubah menjadi desa, merupakan tempat penampungan kelompok nomaden selama proses modernisasi negara berlangsung. Entah apa alasan penduduk angkat kaki dari desa itu, tapi kebanyakan dari mereka kembali menetap di distrik Al Madam lain sepanjang 1982-1985.

Alasan paling masuk akal adalah daerah ini kerap diterjang badai pasir yang begitu hebat. “Daerah itu terdampak parah setiap ada badai pasir,” kata lelaki yang diwawancarai Yayasan Seni Sharjah pada 2018. Dia mengklaim saudara iparnya pernah tinggal di Al Madam. “Pengepul besi tua mengambil pintu dan benda logam lainnya setelah rumah-rumah tak lagi berpenghuni. Mereka bahkan melucuti isi masjid.”

Dua rumah bertembok putih tertutup pohon dan pasir

Banyak penduduk yang tinggal di desa dekat Al Madam tak tahu-menahu dari mana cerita hantunya tercipta. “Namanya juga manusia. Orang suka berfoto dan mengarang cerita. Enggak heran kalau ada yang bilang desanya angker,” tandas warga lain, yang juga menjadi narasumber dalam video dokumenter.

Noorhan, pemilik bengkel di sebuah distrik tak jauh dari Al Madam, menyebut desa itu mulai menarik perhatian wisatawan sekitar 5-6 tahun lalu. Menurutnya, desa Al Madam menjadi populer berkat video seorang YouTuber yang main ke sana. “Dia mengunggah video cerita hantu [tentang desa Al Madam] ke YouTube. Dari situ, orang mulai berdatangan,” katanya. “Tak pernah ada yang berkunjung ke sana sebelumnya.”

Jalan menuju desa mati ini sulit diakses sebelum popularitasnya melejit. Kalaupun ada yang main ke Al Madam, mereka warga lokal yang terpesona dengan rumah-rumah yang terkubur gurun pasir. “Desa itu tidak punya jalan sebelum industrialisasi Dubai,” terang Noorhan. “Dulu hanya penduduk setempat yang bisa mampir dan menginap di rumah-rumah kosong. Mereka berkemah di tengah gurun atau tidur di atas atap.”

Noorhan mengutarakan, pemerintah setempat telah berupaya menutup akses jalan ke desa Al Madam selama lima tahun terakhir. Tapi dalam praktiknya, mereka tidak pernah memasang pembatas untuk mencegah kedatangan orang luar. “Banyak sekali pelancong yang datang dan berkemah di sini — kebanyakan orang Eropa,” ujarnya. “Sekarang pun kami sering melihat mobil berlalu-lalang setiap harinya.” 

Dua lelaki duduk dengan kaki terangkat di kursi plastik

Noorhan (kiri) bersantai di depan bengkel miliknya.

Sektor pariwisata regional tak pernah melarang wisatawan berkunjung ke Al Madam. “Untuk saat ini, kami tidak memiliki rencana mengubah Al Madam menjadi tempat wisata. Tapi wisatawan sangat diperbolehkan datang ke sini,” kata juru bicara organisasi pariwisata, dilansir CNN pada 2020.

Shahzai selaku pemilik agen perjalanan wisata di Al Madam melihat peluang yang menggiurkan dari desa yang tertutup pasir itu. “Banyak sekali artikel yang membahas tentang desa mati ini,” tuturnya kepada VICE. “Ini kesempatan bagus bagi kami untuk menawarkan paket wisata. Jaraknya cuma 10 menit dari sini.”

Bagian dalam rumah yang diselimuti pasir

Shahzai pribadi percaya makhluk gaib benar-benar ada, dan mendorong para pengunjung untuk membuktikannya sendiri. “Jin takkan mengganggumu,” imbuhnya. “Jin tidak suka dekat-dekat manusia, dan berada di tempat yang tak pernah dikunjungi manusia.”

Shahzai sudah 22 tahun tinggal di dekat desa Al Madam, tapi dia tidak pernah satu kali pun melihat jin penunggu yang amat ditakutkan itu. “Saya telah melihat macam-macam,” klaimnya, “tapi belum pernah melihat apa-apa di Al Madam. Yang pasti, makhluk gaib tidak pernah menunjukkan keberadaannya, atau siapa yang mengirimnya. Mereka tukang bohong.”

Simak penampakan rumah-rumah yang terkubur pasir di Al Madam:

Bagian dalam rumah yang terkubur pasir, tingginya hampir mencapai langit-langit.
Dua rumah bertembok putih, salah satunya hampir tertutup pasir
Lelaki berkaus kuning dan celana loreng duduk di kursi panjang berwarna putih

Shahzai
Masjid yang dikelilingi pagar kawat

Artikel ini pertama kali tayang di VICE France.